Kamis 02 Oct 2025 00:45 WIB

Badan Pangan Nasional Luncurkan Platform Digital Selamatkan Pangan

Badan Pangan Nasional memperkuat gerakan selamatkan pangan dengan platform digital untuk mengurangi susut dan sisa pangan di Indonesia.

Rep: antara/ Red: antara
Bapanas perkuat Gerakan Selamatkan Pangan lewat
Foto: antara
Bapanas perkuat Gerakan Selamatkan Pangan lewat "platform digital".

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkuat Gerakan Selamatkan Pangan melalui peluncuran platform digital untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengurangi pemborosan pangan di seluruh Indonesia. Peluncuran ini bertepatan dengan peringatan International Day of Food Loss and Waste (IDAFLW) 2025 di Jakarta.

"Platform ini dirancang untuk meningkatkan akses informasi, memperkuat koordinasi, dan memfasilitasi sinergi berbagai pihak dalam menekan angka pangan terbuang," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/10).

Platform bernama Stop Boros Pangan ini diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi dan pemantauan antar-mitra dalam upaya pengurangan susut dan sisa pangan (SSP). Arief menekankan pentingnya sosialisasi untuk keberlanjutan program ini. Platform ini dapat diakses melalui laman sbp.badanpangan.go.id.

Gerakan Penyadaran dan Kolaborasi

Arief menambahkan bahwa susut dan sisa pangan adalah perhatian global yang tercermin dalam sustainable development goals (SDGs), di mana negara-negara berkomitmen untuk mengurangi 50 persen food waste per kapita di tingkat ritel dan konsumen serta menurunkan food loss di tahap produksi hingga distribusi pada tahun 2030. Indonesia juga berkomitmen dalam mencapai target SDGs ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029.

"Pengelolaan SSP menjadi salah satu kegiatan prioritas di bawah Program Prioritas Ekosistem Ekonomi Sirkular pada Prioritas Nasional (PN) 2, dengan target penyelamatan pangan sebesar 3-5 persen per tahun," imbuh Arief.

Langkah Praktis dan Data Terkonsolidasi

Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas Nita Yulianis menambahkan bahwa platform ini memiliki fitur lapor mandiri, di mana pelaku usaha maupun rumah tangga dapat memasukkan data pangan yang diselamatkan. Data tersebut akan terkonsolidasi secara nasional, sehingga penyelamatan pangan dapat terpantau per wilayah maupun secara nasional dan menjadi dasar rekomendasi kebijakan terkait penyelamatan pangan.

Sampai dengan 30 September 2025, tercatat sekitar 152.293 kg atau 152,3 ton pangan telah diselamatkan dan didistribusikan kepada 211.156 penerima manfaat. "Susut dan sisa pangan berdampak langsung tidak hanya pada aspek ketahanan pangan, tapi juga lingkungan dan ekonomi," kata Nita.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement