Selasa 30 Sep 2025 15:49 WIB

Basarnas: 38 Santri Masih Terjebak Reruntuhan Mushalla Ambruk Ponpes Al Khoziny

Polda Jatim melibatkan ahli dari ITS untuk mengevakuasi korban.

Sejumlah petugas gabungan bersiap mengevakuasi korban  bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). Sejumlah santri terluka dan beberapa santri diduga masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah petugas gabungan bersiap mengevakuasi korban bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). Sejumlah santri terluka dan beberapa santri diduga masih terjebak di dalam reruntuhan bangunan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO --- Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan hingga saat ini diperkirakan ada 38 santri yang masih terjebak di bawah reruntuhan dalam peristiwa gedung mushalla ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya Nanang Sigit di Sidoarjo, Selasa (30/9/2025), mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak pondok pesantren terdapat kurang lebih 140 santri yang menjadi korban, di mana 102 di antaranya telah dievakuasi.

"Artinya saat ini diperkirakan ada 38 santri yang masih terjebak," kata Nanang kepada awak media di Posko SAR di dekat lokasi kejadian.

Baca Juga

Nanang menjelaskan dari 102 santri yang berhasil dievakuasi, sebanyak 91 di antaranya melakukan evakuasi mandiri sesaat setelah kejadian, sedangkan 11 lainnya berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan oleh tim SAR gabungan sejak proses evakuasi dimulai pada Senin (29/9/2025) petang. Dari 11 santri yang berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan tersebut, satu di antaranya terkonfirmasi meninggal dunia setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo.

Nanang menambahkan, tim penyelamat beberapa waktu lalu sempat berkomunikasi dengan salah satu santri yang terjebak di reruntuhan. Ia optimistis korban bisa dievakuasi dengan selamat.

Nanang menuturkan saat ini pihaknya telah memperluas parameter steril di lokasi kejadian supaya proses evakuasi bisa berjalan dengan lancar.

"Karena petugas yang sedang berusaha evakuasi sangat sensitif terhadap suara, sementara di depan ponpes banyak masyarakat berkerumun dan menimbulkan suara-suara yang mengganggu konsentrasi," katanya.

Nanang menambahkan, hingga kini yang menjadi kendala tim dalam mengevakuasi korban adalah tingkat kerentanan reruntuhan yang berpotensi kembali ambruk.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement