REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Suku Dinas Sosial Jakarta Barat (Sudinsos Jakbar) mengimbau masyarakat agar tidak mudah memberikan uang kepada pengemis yang beroperasi di pinggir jalan raya. Imbauan ini disampaikan menyusul maraknya kasus pengemis dengan modus pemulung di wilayah tersebut.
Fenomena ini menjadi perhatian setelah video seorang pengemis yang berpura-pura menjadi pemulung di kawasan Cengkareng viral pada Rabu (24/9). Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto, menegaskan bahwa aksi pengemis tersebut bertujuan untuk mengundang simpati pengguna jalan.
"Saat ini marak ada fenomena pengemis modus jadi pemulung di jalan raya dengan tingkah yang mengundang simpati pengguna jalan, seperti kemarin itu di kawasan Cengkareng," ujar Suprapto di Jakarta, Jumat. Masyarakat diimbau untuk menyalurkan bantuan ke lembaga yang resmi dan jelas.
Menurut Suprapto, pengemis tersebut berpura-pura dengan menarik gerobak dan menunjukkan sikap seolah-olah sujud di depan gerobaknya untuk mengundang rasa kasihan. "Itu pengemis berkedok pemulung. Jadi dia pura-pura sambil bawa gerobak, pura-pura menjatuhkan diri lah, sujud, tertunduk, pokoknya supaya orang kasihan lah," jelasnya.
Pada Rabu pagi (24/9), pihak Sudinsos telah menindaklanjuti kasus ini dengan membawa pengemis tersebut ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya. Jika tidak ada keluarga yang menjemput, pengemis yang sudah lanjut usia ini akan dirujuk ke panti sosial Tresna Werdha di Cengkareng.
Selama delapan bulan tahun 2025, Sudinsos Jakbar telah menjaring sebanyak 1.178 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di wilayah Jakarta Barat. Dari jumlah tersebut, 467 orang merupakan gelandangan, diikuti psikotik sebanyak 308 orang dan pengamen 79 orang. Sisanya terdiri dari pengemis, pak ogah, anak jalanan, pedagang asongan, dan lainnya.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.