REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Setidaknya 35 orang meninggal setelah Israel melancarkan serangan udara di ibu kota Yaman, Sanaa; dan provinsi al-Jawf. Serangan ini sehari setelah menargetkan para pemimpin Hamas di ibu kota Qatar, Doha.
Kementerian Kesehatan Yaman mengatakan pada Rabu bahwa 131 orang terluka dalam agresi Israel di Sanaa dan al-Jawf. Laporan tersebut menggambarkan angka-angka tersebut sebagai jumlah korban awal, dan mengkhawatirkan bahwa jumlah tersebut dapat bertambah seiring tim penyelamat terus mencari korban.
Aljazirah melansir, Kementerian mengatakan serangan tersebut menyerang wilayah sipil dan pemukiman, termasuk rumah di lingkungan al-Tahrir di Sanaa, fasilitas medis di 60th Street di barat daya kota, dan kompleks pemerintah di ibu kota al-Jawf, al-Hazm.
Tim pertahanan sipil sedang bekerja untuk memadamkan api yang disebabkan oleh pemboman tersebut dan mengeluarkan korban yang selamat dari reruntuhan, tambahnya.
Menurut TV Al Masirah yang dikelola Houthi, penggerebekan tersebut menargetkan fasilitas medis untuk sektor kesehatan di barat daya Sanaa dan kompleks pemerintah daerah di al-Hazm.

“Para syahid, terluka, dan beberapa rumah rusak akibat serangan Israel terhadap Markas Bimbingan Moral,” tulis Al Masirah TV di Telegram pada hari Rabu, menambahkan bahwa serangan itu mengakibatkan korban jiwa.
Tingkat kerusakan yang terjadi masih belum jelas. Perusahaan Minyak dan Gas Yaman mengatakan jet Israel menargetkan stasiun medis di Jalan al-Sitteen di Sanaa.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan bahwa kelompok tersebut menggunakan rudal permukaan-ke-udara untuk melawan serangan Israel, dan mengatakan bahwa beberapa pesawat Israel dipulangkan sebelum mereka dapat melepaskan senjatanya.
“Pertahanan udara kami mampu meluncurkan sejumlah rudal permukaan-ke-udara sambil menghadapi agresi Zionis terhadap negara kami,” kata kelompok tersebut melalui Telegram. “Beberapa formasi tempur terpaksa pergi sebelum melakukan agresi mereka, dan sebagian besar serangan berhasil digagalkan, alhamdulillah.”