REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sebuah mural baru karya seniman jalanan Banksy menunjukkan seorang hakim memukuli seorang pengunjuk rasa yang tidak bersenjata dengan palu muncul di tembok luar Royal Courts of Justice di London. Mural itu dikaitkan dengan penangkapan besar-besaran dalam unjuk rasa mendukung kelompok Aksi Palestina (Palestine Action) pada akhir pekan lalu.
Mural tersebut muncul pada Senin dan menggambarkan seorang pengunjuk rasa tergeletak di tanah sambil memegang plakat berlumuran darah sementara seorang hakim yang mengenakan wig tradisional dan gaun hitam memukulinya dengan palu. Banksy memposting foto karya tersebut di Instagram, metode yang biasa ia gunakan untuk mengklaim sebuah karya sebagai karya asli. Judulnya adalah "Pengadilan Kerajaan. London."
Petugas keamanan di luar gedung pengadilan pada Senin menutupi karya seni itu dengan lembaran plastik hitam dan dua penghalang logam, dan dijaga oleh dua petugas dan kamera keamanan.
Karena bangunan bergaya kebangkitan gotik Victoria ini berusia 143 tahun, mural tersebut akan dihapus dengan pertimbangan signifikansi historisnya, menurut HM Courts and Tribunals.
“Royal Courts of Justice adalah gedung terdaftar dan HMCTS wajib mempertahankan karakter aslinya,” katanya dalam sebuah pernyataan. Bangunan yang terdaftar dianggap sebagai bangunan dan situs bersejarah paling penting di negara ini dan dilindungi undang-undang.

Meskipun karya seni tersebut tidak mengacu pada penyebab atau kejadian tertentu, para aktivis melihatnya sebagai referensi terhadap larangan pemerintah Inggris terhadap kelompok Aksi Palestina.
Banksy sedianya tak asing dengan isu penjajahan Palestina oleh Israel. Ia sempat ke Gaza pada Agustus 2015 untuk membuat serangkaian mural baru yang kuat. Pada 2005, ia telah membuat sejarah dengan menggambar mural di tembok pembatas Tepi Barat yang didirikan Israel.
Dalam perjalanan ke Gaza, Banksy menerbitkan film berdurasi 2 menit yang menunjukkan dia memasuki terowongan bawah tanah sambil membawa kaleng cat semprot. Video dimulai dengan mengatakan. “Selamat datang di Gaza.” Video itu menyoroti kehancuran yang disebabkan oleh bombardir Israel ke Jalur Gaza pada 2014 yang membunuh 2.300 warga Gaza dan menghancurkan 18.000 bangunan.