REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengundang 26 kepala negara dan pemerintahan, termasuk Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri parade militer di Beijing pada 3 September 2025. Parade militer tersebut bertujuan untuk memperingati 80 tahun kemenangan dalam Perang Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis.
"Presiden Xi Jinping mengundang 26 kepala negara dan kepala pemerintahan untuk menghadiri peringatan tersebut, mereka adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea Utara Kim Jong Un, Raja Kamboja Norodom Sihamoni, Presiden Vietnam To Lam, Presiden Laos Thongloun Sisoulith, Presiden Indonesia Prabowo Subianto," kata Asisten Menteri Luar Negeri Hong Lin dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (28/8/2025).
Selain itu, diundang pula Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh, PM Pakistan Shehbaz Sharif, PM KP Sharma Oli, Presiden Maladewa Mohamed Muizzu, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon. Presiden Kirgizstan Sadyr Japarov dan Presiden Turkmenistan Serdar Berdimuhamedow juga ikut diundang.
Kemudian, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, PM Armenia Nikol Pashinyan, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Kongo Denis Sassou-Nguesso, Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, Presiden Serbia Aleksandar Vucic, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel, dan Pelaksana Tugas Presiden Myanmar Min Aung Hlaing.
Pemerintah China juga mengundang sejumlah ketua parlemen, wakil PM, perwakilan tingkat tinggi dari beberapa negara, serta pimpinan organisasi internasional. Mereka antara lain Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Ong Wan-shik, Ketua Parlemen Nasional Timor-Leste Maria Fernanda Lei, Ketua Majelis Nasional Venezuela Jorge Rodriguez Gomez.
Para mantan pemimpin negara dan pemerintahan yang diundang, antara lain mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, eks Presiden Swiss Ulrich Maurer, mantan Perdana Menteri Belgia Yves Leterme, mantan PM Yunani George Papandreou, mantan Perdana Menteri Italia Massimo D’Alema, serta mantan PM Rumania Adrian Nastase dan Vasilica Viorica Dancila.
Kemudian mantan PM Selandia Baru Helen Clark dan John Key, mantan Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr, serta mantan PM Negara Bagian Victoria Australia Daniel Andrews. Selain itu, para duta besar asing di China, atase militer, dan perwakilan organisasi internasional di China juga akan menghadiri peringatan atas undangan resmi.
"China juga secara khusus mengundang para sahabat internasional yang pernah berkontribusi dalam Perang Perlawanan Rakyat China Melawan Agresi Jepang beserta keluarga mereka. Secara keseluruhan, sebanyak 50 orang sahabat internasional dan keluarga mereka dari 14 negara, termasuk Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Kanada, akan hadir dalam perayaan tersebut," tambah Hong Lin.
Tema parade militer, menurut Hong Lin, adalah mengenang sejarah, menghormati para pahlawan yang gugur, menghargai perdamaian, dan menciptakan masa depan yang lebih baik. "Rakyat China akan berdiri bersama rakyat di seluruh dunia untuk dengan teguh mempertahankan hasil kemenangan Perang Dunia II, menjaga sistem internasional yang berpusat pada PBB, serta tatanan internasional yang ditegakkan oleh hukum internasional," ungkap Hong Lin.
Parade militer disebut akan menampilkan serangkaian persenjataan generasi baru, seperti tank dan pesawat generasi keempat, peralatan nirawak intelijen dan penangkal nirawak, serta rudal canggih termasuk rudal antikapal hipersonik. Sebagian besar persenjataan itu akan tampil perdana di depan publik.
Selanjutnya Wakil PM Singapura, Heng Swee Keat, Utusan Khusus Presiden Mesir sekaligus Wakil PM Urusan Industri Kamel El-Raziyeh, Ketua Partai Sosialis Bulgaria sekaligus Wakil PM Bulgaria Atanas Zafirov. Perwakilan negara lain yang hadir antara lain Penasihat Utama Presiden Brasil Celso Amorim dan Duta Besar Brasil untuk China Marcos Galvao.
Berikutnya, Penasihat Presiden Nikaragua Laureano Ortega Murillo, Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Czarotto, Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei Mayor Jenderal Hazarimi, Penasihat Keamanan Nasional Bangladesh Kalidou Rahman, Menteri Urusan Veteran Perang Aljazair dan serta Anggota Parlemen Eropa Andrew Dostal.
Para pemimpin organisasi internasional yang hadir antara lain: Wakil Sekretaris Jenderal PBB Li Junhua, Direktur Jenderal FAO PBB Qu Dongyu, Presiden New Development Bank Dilma Rousseff, Presiden Asian Investment Infrastructure Bank Jin Liqun, Sekjen Organisasi Kerja Sama Shanghai Nourlan Yermakbayev, Sekjen Commonwealth of Independent States (CIS) Sergey Lebedev, dan Ketua Dewan Komisi Ekonomi Eurasia Sajin Taiev.