REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat pelindungan bagi warga negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat (AS) di tengah kebijakan pengetatan visa dan imigrasi oleh pemerintahan AS. Hal ini diungkapkan oleh Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dwisuryo Indroyono Soesilo, di Jakarta pada Rabu (tanggal berita).
Menurut Indroyono, upaya pelindungan ini akan dilakukan melalui kerja sama dengan otoritas setempat dalam kerangka Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-AS yang telah dilaksanakan sejak November 2023. "Kerja sama keimigrasian kedua negara dapat ditingkatkan, kebetulan Indonesia sudah memiliki Menteri Imigrasi," ujar Indroyono, menambahkan bahwa pembahasan mengenai pelindungan WNI dapat dilakukan di tingkat working group hingga pejabat tertinggi.
Koordinasi akan dilakukan dengan Department of Homeland Security (DHS) dan lembaga terkait seperti Immigration and Customs Enforcement (ICE) untuk memastikan adanya pemahaman bersama mengenai kebijakan imigrasi baru di AS. Indroyono juga menekankan pentingnya sosialisasi peraturan terkait keimigrasian AS kepada WNI di AS, serta menegaskan agar WNI tidak melanggar hukum di negara tersebut.
Potensi Diaspora Indonesia
Pemerintah Indonesia juga berupaya mendorong pemanfaatan potensi diaspora Indonesia di AS untuk mendukung pembangunan nasional. Saat ini, terdapat sekitar 9.000 mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di berbagai perguruan tinggi di AS, dan sekitar 80 orang telah berkarir sebagai profesor, peneliti, serta profesional di perusahaan teknologi global AS.
"Mereka bekerja dengan kemampuan dan pengalaman serta penguasaan teknologi yang sangat maju. Ini bisa kita manfaatkan bersama untuk membangun Indonesia," kata Indroyono.
Diplomasi Sosial Budaya
Indroyono juga mengungkapkan bahwa Indonesia mendorong diplomasi sosial budaya di AS. Kerja sama budaya menunjukkan perkembangan positif dengan adanya sekitar 300 perangkat gamelan di AS dan setidaknya 100 kampus yang membuka mata kuliah gamelan. Mahasiswa biasanya mengadakan pentas sebagai bagian dari kegiatan akademik pada akhir semester, dan momen ini dapat dimanfaatkan oleh Persatuan Masyarakat Indonesia di Amerika Serikat (Pernias) untuk menyelenggarakan Indonesia Night di berbagai kampus di AS.
Indroyono berharap upaya diplomasi budaya ini berdampak positif terhadap promosi pariwisata sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi antara Indonesia dan AS.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.