REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia–Korea Higher Education Forum (IKHEF) 2025 menghadirkan forum yang mempertemukan berbagai institusi pendidikan tinggi dari Indonesia dan Korea Selatan. Forum ini disebut sebagai bentuk kontribusi anak muda Indonesia terhadap diplomasi pendidikan yang konkret.
“Sudah saatnya kita membangun jembatan kolaborasi bukan hanya di level institusi formal, tetapi juga dari inisiatif masyarakat yang paham kebutuhan riil di lapangan. IKHEF menjadi ruang temu itu,” kata inisiator forum tersebut, Dimas Harris Sean Keefe, Selasa (19/8/2025).
Acara yang digelar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 13 Agustus lalu ini juga menjadi bagian dalam menyambut 80 tahun kemerdekaan kedua negara. IKHEF 2025 menghadirkan Sejong University sebagai mitra utama dari Korea Selatan, serta dihadiri oleh berbagai perguruan tinggi Indonesia lainnya.
Dalam forum ini, para delegasi membahas peluang kolaborasi strategis dalam bentuk pertukaran mahasiswa, kerja sama riset, pengembangan program akademik bersama, hingga kemungkinan penandatanganan MoU.
Kegiatan ini juga merespons target ambisius Pemerintah Korea Selatan untuk menerima 300.000 mahasiswa asing pada tahun 2027. Saat ini, mahasiswa asal Indonesia masih berada di peringkat ke-7 dalam jumlah pelajar di Korea, tertinggal jauh dari Vietnam yang sudah menempati posisi ke-2.
“Melalui forum seperti IKHEF, diharapkan literasi dan akses terhadap pendidikan tinggi Korea dapat meningkat signifikan, khususnya bagi pelajar Indonesia,” kata dia.
IKHEF 2025 menjadi bukti bahwa kolaborasi strategis antarnegara dapat difasilitasi oleh inisiatif anak muda dengan jejaring akademik global.
Forum ini ditargetkan menjadi agenda tahunan yang memperkuat peran Indonesia dalam konstelasi pendidikan internasional, sekaligus membangun relasi kelembagaan yang setara, terbuka, dan berorientasi masa depan.