REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) berkolaborasi dengan berbagai universitas negeri untuk inisiasi Konsorsium Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RS-PTN).
Kampus-kampus tersebut yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
“Kesehatan harus menjadi pusat perhatian, bukan sekadar bagian sektor lain. RS-PTN yang terintegrasi dengan Academic Health System (AHS) akan memperkuat kompetensi tenaga medis, memperluas akses pelayanan, dan mendorong inovasi berbasis masalah kesehatan lokal,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy saat menerima Rektor UGM, Undip, dan Unsoed, dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Kolaborasi ini dinilai memperkuat AHS sebagai upaya mewujudkan kemandirian layanan kesehatan nasional yang tangguh, inovatif, dan berbasis riset.
Selain itu, juga memberikan respons terhadap tantangan kesehatan nasional dan global yang semakin kompleks, termasuk ancaman penyakit baru akibat perubahan iklim.
Melalui AHS, RS-PTN disebut menjadi simpul integrasi pelayanan, pendidikan, dan riset kesehatan.
Dalam konteks pendidikan, lanjut Rachmat, RS-PTN menjadi wahana pembelajaran klinis terintegrasi yang membangun kompetensi lintas disiplin.
Terkait layanan, RS-PTN akan mengembangkan model layanan berbasis bukti dan memanfaatkan teknologi seperti telemedicine dan jaringan RS satelit.
Untuk riset, RS-PTN menjadi jembatan antara riset dasar dan praktik klinis, sekaligus rujukan kebijakan berbasis data.
“Kementerian PPN/Bappenas mendukung konsorsium RS-PTN melalui perencanaan strategis yang akan menyinergikan potensi UGM, Undip, dan Unsoed,” ujar dia.
Langkah kolaborasi ini diharapkan menjadi model kolaborasi nasional untuk memperkuat sistem kesehatan berbasis riset, sekaligus mempercepat Visi Indonesia Emas 2045.
“Konsorsium ini bukan hanya wadah kolaborasi akademik, tetapi juga motor penggerak inovasi kesehatan nasional. Dengan menggabungkan kekuatan riset, pendidikan, dan pelayanan, kita dapat membangun sistem kesehatan yang mandiri, berkelanjutan, dan berdaya saing global,” ungkap Menteri PPN.