Rabu 13 Aug 2025 14:40 WIB

Polisi Bubarkan Pengunjuk Rasa di Pati dengan Alasan Sulit Dikendalikan

Para pengunjuk rasa diketahui menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo.

Suasana posko penggalangan donasi logistik unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (12/8/2025). Berbagai macam donasi warga dari sejumlah daerah di Indonesia seperti air mineral, bahan makanan, makanan ringan, hasil bumi itu sebagai dukungan kepada Aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang akan berunjuk rasa dengan berbagai tuntutan kepada Bupati Pati Sudewo pada Rabu (13/8) besok.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Suasana posko penggalangan donasi logistik unjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Selasa (12/8/2025). Berbagai macam donasi warga dari sejumlah daerah di Indonesia seperti air mineral, bahan makanan, makanan ringan, hasil bumi itu sebagai dukungan kepada Aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang akan berunjuk rasa dengan berbagai tuntutan kepada Bupati Pati Sudewo pada Rabu (13/8) besok.

REPUBLIKA.CO.ID, PATI - Petugas kepolisian membubarkan aksi unjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah karena massa melakukan aksi pelemparan ke petugas. Para pengunjuk rasa diketahui menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo.

Petugas pengamanan membubarkan paksa pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan yang dinilai sulit dikendalikan. Pengunjuk rasa terlihat melakukan pelemparan gelas air mineral terhadap anggota kepolisian yang kebetulan berada di antara kerumunan pengunjuk rasa.

Baca Juga

Sejumlah anggota kepolisian disebut mengalami luka. Sementara pengunjuk rasa juga mengeluhkan pedih di mata karena terkena gas air mata, sehingga berlarian menyelamatkan diri.

Kepala Polresta Pati Komisaris Besar (Kombes) Jaka Wahyudi saat aksi unjuk rasa masih kondusif bersama Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto di tengah-tengah pengunjuk rasa menyampaikan ajakan untuk menyampaikan aspirasi secara damai.

"Siang ini rekan-rekan semuanya bersama Dandim Pati hadir di tengah-tengah kalian bahwa kalian baik-baik dan sehat-sehat. Saya bersama Dandim Pati pro dengan rakyat," ujarnya, di Pati, Rabu (13/8/2025).

Ia memastikan, warga Pati dalam menyampaikan aspirasi akan dikawal Polri dan TNI bersama masyarakat. "Polri akan mengawal penyampaian rekan-rekan semuanya di dewan. Mengimbau kepada rekan-rekan tolong kegiatan ini dilaksanakan dengan kondusif dan jangan anarkis. Bisa tertib, sanggup? Hidup rakyat," ujarnya.

Sementara itu, Komandan Kodim 0718/Pati Letkol Arm Timotius Berlian Yogi Ananto mengajak pendemo untuk tertib. "Kami akan mengawal kalian semua. Intinya harus aman. Bisa? Jangan sampai ada yang disusup-susupi, bisa?" ujarnya.

Akan tetapi, setelah pukul 11.23 WIB, pengunjuk rasa secara beriringan membubarkan diri setelah dibubarkan paksa oleh aparat keamanan. Namun hingga pukul 12.30 WIB, aksi unjuk rasa belum sepenuhnya membubarkan diri karena masih saja berkumpul di tempat-tempat yang bebas dari dampak gas air mata.

Unjuk rasa warga Pati berawal dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Meskipun kenaikan tersebut merupakan batas maksimal dan tidak diberlakukan untuk seluruh objek pajak, karena ada yang kenaikannya hanya 50 persen.

Namun, karena ada pernyataan Bupati Pati Sudewo yang dinilai menyakiti hati masyarakat yang mempersilakan berunjuk rasa hingga 50 ribu orang, membuat warga akhirnya melakukan aksi donasi dengan mengumpulkan air mineral di sepanjang jalur trotoar depan pendopo Kabupaten Pati.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement