Selasa 08 Jul 2025 07:45 WIB

Ini Cara Israel untuk Menghabisi Presiden Iran Masoud Pezeshkian

Presiden Iran mengaku selamat dari serangan Israel.

Masoud Pezeshkian jadi incaran Israel.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Masoud Pezeshkian jadi incaran Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengonfirmasi bahwa Israel telah mencoba membunuhnya. Israel membombardir tempat ia sedang mengadakan rapat.  Rencana Zionis itu gagal, ia tetap selamat.

"Bukan Amerika Serikat yang berada di balik upaya pembunuhan terhadap saya. Melainkan Israel. Saya sedang dalam sebuah pertemuan... mereka mencoba membombardir daerah tempat kami mengadakan pertemuan itu," kata Pezeskian, menurut terjemahan pernyataannya dari bahasa Persia, tanpa menyebutkan apakah dugaan upaya itu terjadi selama perang baru-baru ini.

Baca Juga

Pezeshkian menyampaikan hal tersebut kepada tokoh media AS Tucker Carlson. Ia tidak menjelaskan secara detail di mana rencana pembunuhan itu terjadi. 

Namun pernyataan Pezeshkian menunjukkan bagaimana aksi-aksi brutal Zionis terdahulu yang kerap menghabisi tokoh musuhnya.

Sebut saja pemimin politik Hamas Ismail Haniyah yang gugur akibat bom Israel di Teheran. Pun demikian petinggi Hizbullah Hassan Nasrallah yang dibunuh Israel menggunakan bom skala besar. Jenderal-jenderal Iran pun tak luput dari sasaran pembunuhan Zionis.

Belakangan Israel dikabarkan hendak menghabisi pemimpin spiritul Iran Ayatollah Khamenei. Namun rencana itu urung terjadi karena AS tidak menyetujui. Khamenei menghadiri upacara keagamaan di Teheran pada akhir pekan lalu yang disambut dengan kegembiraan dan kelegaan oleh para loyalis pemerintah.

Pezeshkian juga mengatakan kepada Carlson, "Kami tidak memulai perang ini dan kami tidak ingin perang ini berlanjut dengan cara apa pun."

Ia menegaskan slogannya untuk kampanye presidennya adalah menciptakan persatuan nasional internal dan memupuk persahabatan dengan negara-negara tetangga Iran.

Selama wawancara dengan Carlson, Pezeshkian mengatakan negaranya tidak memiliki masalah untuk memulai kembali perundingan nuklir. Asalkan, kata ia, kepercayaan dapat dibangun kembali dengan AS.

“Ada syaratnya … untuk memulai kembali perundingan. Bagaimana kita bisa percaya lagi pada Amerika Serikat? Kita sudah kembali berunding, lalu bagaimana kita bisa tahu pasti bahwa di tengah perundingan, rezim Israel tidak akan diberi izin lagi untuk menyerang kita?”

Ia membantah bahwa Iran terlibat dalam kampanye pembunuhan Trump.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement