Rabu 02 Jul 2025 15:51 WIB

48 Perusahaan Besar Dunia Disebut Terlibat Genosida Gaza, Ada dari AS Hingga China

Microsoft dan Alphabet Inc disebut sebagai salah satu yang terlibat.

Warga Palestina membawa karung berisi makanan dan bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 11 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina membawa karung berisi makanan dan bantuan kemanusiaan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Rabu, 11 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JALU GAZA -- Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki (oPt) mengungkap perusahaan-perusahaan besar yang membantu Israel dalam pemindahan warga Palestina dan perang genosida di Gaza. 

Menurut laporan terbaru Francesca Albanese, ada 48 pelaku korporasi, termasuk raksasa teknologi Amerika Serikat Microsoft, Alphabet Inc. – perusahaan induk Google – dan Amazon. Demikian juga perusahaan militer seperti Lockheed Martin yang ditengarai terlibat dalam persekusi terhadap warga Gaza. 

Baca Juga

Sebuah basis data yang berisi lebih dari 1000 entitas korporasi juga disusun sebagai bagian dari investigasi tersebut.

“Pendudukan [Israel] yang berlangsung lama telah menjadi tempat pengujian ideal bagi produsen senjata dan Big Tech – yang menyediakan pasokan dan permintaan yang signifikan, pengawasan yang minim, dan akuntabilitas nol – sementara investor dan lembaga swasta dan publik mendapat untung dengan bebas,” kata laporan itu seperti dilansir dalam laman Aljazirah. 

Dalam pendapat ahli tahun lalu, Albanese mengatakan ada alasan masuk akal untuk percaya bahwa Israel melakukan genosida di daerah kantong Palestina yang terkepung itu. Laporan itu menyatakan bahwa temuannya menggambarkan mengapa genosida Israel terus berlanjut.

“Karena menguntungkan bagi banyak orang,” katanya.

Perusahaan senjata dan teknologi 

Pengadaan jet tempur F-35 oleh Israel merupakan bagian dari program pengadaan senjata terbesar di dunia, yang melibatkan sedikitnya 1.600 perusahaan di delapan negara. Program ini dipimpin oleh Lockheed Martin yang berkantor pusat di AS, tetapi komponen F-35 dibuat secara global.

Produsen asal Italia Leonardo S.p.A terdaftar sebagai kontributor utama di sektor militer, sementara FANUC Corporation dari Jepang menyediakan mesin robotik untuk lini produksi senjata.

"Sementara itu, sektor teknologi telah memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik warga Palestina oleh pemerintah serta mendukung rezim perizinan diskriminatif Israel," kata laporan itu.

Microsoft, Alphabet, dan Amazon memberi Israel akses yang hampir setara dengan pemerintah ke teknologi cloud dan AI mereka yang meningkatkan kapasitas pemrosesan data dan pengawasan di Gaza.

"Perusahaan teknologi AS IBM juga bertanggung jawab untuk melatih personel militer dan intelijen, serta mengelola basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi, dan Perbatasan (PIBA) Israel yang menyimpan data biometrik warga Palestina," kata laporan itu.

Laporan itu menemukan bahwa platform perangkat lunak AS Palantir Technologies memperluas dukungannya kepada militer Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement