Selasa 01 Jul 2025 18:00 WIB

Standar Ganda ‘Death to IDF' AS dan Inggris

Inggris dan AS diam saat warga dan pendukung Palestina diancam pembunuhan.

Bob Vylan tampil di West Holts Stage, selama Festival Glastonbury di Worthy Farm di Somerset. Inggris, Sabtu 28 Juni 2025.
Foto: Ben Birchall/PA via AP
Bob Vylan tampil di West Holts Stage, selama Festival Glastonbury di Worthy Farm di Somerset. Inggris, Sabtu 28 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Tindakan duo hiphop Inggris Bob Vylan yang memicu seruan “Death to IDF” alias “Kematian untuk IDF” saat tampil di Festival Glastonbury akhir pekan ini memicu kecaman dan aksi kepolisian serta diplomatik di Inggris dan Amerika Serikat. Tindakan itu kembali menunjukkan kembali standar ganda AS dan Inggris terkait Israel.

Yang terkini, pemerintahan Donald Trump mencabut visa duo rap Inggris Bob Vylan terkait seruan kematian bagi militer Israel tersebut. Sementara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer termasuk di antara mereka yang mengutuk pertunjukan tersebut. 

Baca Juga

Wakil Menteri Luar Negeri AS Christopher Landau mengatakan bahwa Amerika Serikat telah "mencabut visa AS bagi anggota band Bob Vylan sehubungan dengan omelan kebencian mereka di Glastonbury, termasuk memimpin massa dalam nyanyian kematian." “Orang asing yang mengagung-agungkan kekerasan dan kebencian tidak diterima sebagai pengunjung di negara kami,” tulisnya di X.

Band yang sebelumnya bermain di Coachella ini dijadwalkan tampil pada akhir tahun ini di Amerika Serikat. Pengumuman tersebut disampaikan pada Senin, hari yang sama ketika Polisi Avon dan Somerset mengumumkan akan meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap penampilan Bob Vylan dan penampilan terpisah di festival tersebut, oleh band rap Irlandia, Kneecap.

Tak ada sikap serupa saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyambangi Donald Trump di Gedung Putih da menyerukan pengosongan Jalur Gaza. AS juga tak mengutuk para pejabat Israel yang berulang kali mendorong kebencian di Jalur Gaza. Mereka bahkan menyambut menteri sayap kanan Israel Itamar ben Gvir yang mengunjungi AS pada April lalu. Di Amerika, Ben Gvir mengunjungi narapidana Yahudi di penjara AS dan menyambangi toko senjata. 

photo
Bendera Palestina berkibar di Festival Glastonbury di Worthy Farm di Somerset. Inggris, Sabtu 28 Juni 2025. - (Ben Birchall/PA via AP)

Sir Keir Starmer mengatakan teriakan “kematian” kepada IDF di Glastonbury adalah “perkataan kebencian yang mengerikan” dan mendesak BBC untuk menjelaskan bagaimana adegan tersebut disiarkan. BBC kala itu kecolongan karena hanya menyensor grup Kneecap yang tergolong vokal membela Palestina.

Sementara BBC tetap menyiarkan rapper Bobby Vylan, pada hari Sabtu memimpin kerumunan orang di West Holts Stage festival tersebut dengan meneriakkan “Bebaskan, bebaskan Palestina” dan “Matilah, matilah IDF”. 

Mereka tampil sebelum seorang anggota trio rap Irlandia, Kneecap, menyarankan para penggemar untuk “memulai kerusuhan” pada pengadilan rekan bandnya yang akan datang. Menanggapi nyanyian Bob Vylan, Perdana Menteri Inggris berkata: “Tidak ada alasan untuk ujaran kebencian yang mengerikan seperti ini.

Sikap keras pemerintah Inggris ini tak ada saat pada April lalu, pengacara hak asasi manusia Inggris mengajukan pengaduan kejahatan perang setebal 240 halaman ke polisi London terhadap 10 warga negara Inggris yang bertugas di IDF selama agresi di Jalur Gaza. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

Berkas tersebut, yang diserahkan ke unit kejahatan perang Kepolisian Metropolitan London, menuduh pasukan tersebut dengan sengaja membunuh warga sipil dan pekerja bantuan dengan tembakan penembak jitu, terlibat dalam pemindahan warga sipil, dan berpartisipasi dalam serangan tanpa pandang bulu di wilayah sipil, termasuk rumah sakit, The Guardian melaporkan.

Berkas tersebut “sekarang akan dinilai oleh petugas spesialis untuk menentukan apakah penyelidikan yang berbasis di Inggris mungkin diperlukan,” kata juru bicara Kepolisian Kontra Terorisme kepada BBC. “Saat ini, tidak ada penyelidikan yang berbasis di Inggris mengenai masalah apa pun yang berkaitan dengan konflik khusus ini,” tambah polisi. Dua bulan berjalan, belum ada penyelidikan berjalan yang diumumkan.

Pemerintah Inggris juga diam tatkala duo rapper asal Israel, Ness Ve Stilla, menyerukan pembunuhan atas Dua Lipa, dan selebritas pendukung Palestina melalui lagu mereka. Dua Lipa adalah seorang warga negara Inggris keturunan Albania.

Lagu berjudul "Harbu Darbu" itu pertama kali diunggah pada 14 November 2023 melalui kanal Youtube Ness Ve Stilla. Video musik lagu "Harbu Darbu" telah ditonton puluhan juta kali dan memeroleh ratusan ribu like di YouTube. Lagu ini juga berhari-hari memuncaki tangga lagu Israel.

Duo rapper itu secara eksplisit menyebut tiga nama selebritas yang vokal menyuarakan dukungan mereka untuk Palestina, yaitu penyanyi Dua Lipa, supermodel Bella Hadid, serta influencer Mia Khalifa. Dalam lagu ini, Ness Ve Stilla menyebut ketiga selebritas tersebut sebagai anjing yang akan segera menemui ajal mereka.

"Bella Hadid, Dua Lipa, Mia Khalifa. Giliran kalian akan datang. Semua unit IDF akan datang untuk melakukan 'harbu darbu' di kepala mereka," ujar Ness Ve Stilla melantunkan lirik lagu sambil mengacungkan jari tengah di dalam video musik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement