Kamis 26 Jun 2025 22:06 WIB

Lampaui Sekolah Negeri, Sekolah Islam Ini Cetak Lulusan Terbanyak Masuk UI

Sekolah Islam akan terus lahirkan SDM unggul.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi sekolah Islam.
Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda
Ilustrasi sekolah Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta Islamic School (JISc) kembali mencetak sejarah. Tahun ini, sekolah Islam yang dikenal dengan program tahfidz dan kurikulum internasional ini mencatatkan prestasi luar biasa dengan jumlah siswa terbanyak yang diterima di Universitas Indonesia (UI). Capaian itu bahkan melampaui sekolah-sekolah negeri unggulan yang selama ini mendominasi.

Hingga 23 Juni 2025, tercatat 27 siswa JISc lolos masuk UI melalui berbagai jalur seleksi, mulai dari Talent Scouting, SNBT, PPKB, hingga SIMAK KKI. Jumlah ini diprediksi masih akan bertambah karena pengumuman SIMAK reguler belum keluar.

Baca Juga

Rinciannya, dari jalur Talent Scouting, 11 siswa diterima dari 13 pendaftar, sementara empat siswa lolos SNBT, termasuk satu di antaranya berhasil menembus Fakultas Kedokteran UI. Dari jalur PPKB, JISc mencatatkan sembilan siswa diterima, terbanyak dibandingkan sekolah lain. Sementara dari SIMAK KKI, tiga siswa dinyatakan lolos.

Capaian ini menjadi istimewa karena para siswa JISc menjalani tiga kurikulum sekaligus: Kurikulum Nasional, Kurikulum Internasional Edexcel, dan Kurikulum Alquran (program tahfidz).

“Ini membuktikan bahwa pendidikan berbasis Islam tidak menjadi penghalang untuk berprestasi, justru menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk generasi unggul,” ujar Founder JISc, Mam Fifi Proklawati Jubilea dalam siaran persnya, Kamis (26/6/2025).

Alih-alih terbebani, sistem multi-kurikulum justru membekali para siswa dengan keunggulan akademik yang seimbang antara ilmu dunia dan akhirat. Mereka tidak hanya mahir dalam sains dan teknologi, tetapi juga menjadi hafiz-hafizah yang berkarakter.

Menurut Mam Fifi, salah satu kunci utama keberhasilan para siswa terletak pada penerapan metode Thinking Skills, yang menjadi ciri khas JISc. “Anak-anak dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan solutif. Mereka terbiasa menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah, dan pandai mengatur waktu,” ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement