Rabu 18 Jun 2025 16:34 WIB

Longsor di Cirebon Kembali Terjadi, Dua Pekerja Dilaporkan Tertimbun

Bencana longsor pada lahan tambang galian C kembali terjadi di Cirebon.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Mas Alamil Huda
Longsor terjadi di Galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Foto: Dok Republika
Longsor terjadi di Galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Bencana longsor pada lahan tambang galian C kembali terjadi di Cirebon. Setelah sebelumnya longsor di Gunung Kuda Kabupaten Cirebon, kali ini longsor terjadi di area galian C Argasunya, RT 02 RW 10 Kedung Jumbleng, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Rabu (18/6/2025).

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menjelaskan, kejadian itu bermula saat sejumlah pekerja sedang melakukan aktivitas tambang pagi ini sebelum pukul 08.00 WIB. Saat itu, tiba-tiba longsor terjadi dari ketinggian sekitar empat meter dan langsung menimbun para pekerja yang ada di bawahnya.

Baca Juga

“Totalnya ada lima orang. (Dari jumlah itu) korban selamat ada tiga orang, dua orang masih tertimbun,” ujar Effendi, saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (18/6/2025).

Selain pekerja, lanjut Effendi, material longsor juga menimbun satu unit dump truck yang terlihat mengalami kerusakan parah. Pasalnya, material yang longsor itu berupa bebatuan.

Terkait evakuasi terhadap korban, Effendi menyatakan, harus dilakukan secara hati-hati dengan melihat kondisi tanah di sekitarnya. Meski pihaknya telah mendatangkan alat berat, namun penggunaannya akan tetap dilakukan dilakukan dengan perhitungan yang cermat.

“Kita sedang mendatangkan alat berat ke tempat ini. Cuma evakuasinya tergantung kondisi tanah di atasnya,” ucapnya.

Effendi memastikan, aktivitas penambangan di galian C Argasunya itu tidak berijin. Beberapa waktu yang lalu, pihaknya juga sudah melakukan upaya agar tidak ada lagi yang menggali di galian C tersebut karena sangat berbahaya.

“Kita sudah memberikan peringatan. Bahkan peringatan itu masih tertancap dan terlihat. Tapi masih ada yang melakukan aktivitas seperti ini,” tukas Effendi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement