REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei membantah klaim yang beredar di berbagai media massa terkait dugaan pengiriman pesan dari Teheran kepada Tel Aviv melalui negara ketiga. Menurut dia, situasi saat ini masih dalam konteks negaranya berhak membela diri usai diserang terlebih dahulu.
“Republik Islam Iran tidak pernah mengirimkan pesan apa pun kepada Israel melalui negara mana pun,” ujar Baqaei kepada kantor berita semi-resmi Iran, Mehr, dilansir Aljazirah, Ahad (15/6/2025).
Sebelumnya, kabar beredar bahwa Iran meminta Siprus untuk menyampaikan "beberapa pesan" kepada Israel. Sejumlah media internasional dan lokal bahkan mengutip Presiden Siprus Nikos Christodoulides menyatakan hal demikian walau tidak memperinci isi pesan yang dimaksud.
Terpisah, Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan bahwa negaranya akan memberikan balasan yang "lebih keras dan tegas" ke Israel apabila Tel Aviv masih melanjutkan serangan.
Dalam pernyataannya dalam rapat kabinet, Pezeshkian menyerukan kepada negara-negara kawasan Timur Tengah agar segera mengambil sikap yang "jelas, tegas, dan efektif." Ditegaskannya bahwa tindakan Israel pada Jumat (13/6/2025) lalu hingga beberapa waktu terakhir adalah agresi militer.
Ia menegaskan, militer Iran sejauh ini telah merespons serangan terhadap negaranya secara “kuat dan presisi.” Menurut kantor berita resmi Iran IRNA, Pezeshkian menyatakan, Israel melakukan “setiap kejahatan di kawasan (Timur Tengah) tanpa batasan apa pun." Amerika Serikat (AS) juga disebutnya selalu membiarkan dan bahkan mendukung rezim zionis ini.
Israel tidak bisa melakukan tindakan apa pun tanpa “izin” dari Washington. "Apa yang kita saksikan hari ini terjadi dengan dukungan langsung dari Washington," ucap Pezeshkian.
View this post on Instagram
Melalui akun media sosial miliknya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan, Iran akan menghadapi "kekuatan penuh" militernya bila sampai Teheran berani menyerang pangkalan militer AS di Timur Tengah.