REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedua kotak hitam, yang dikenal sebagai rekaman suara kokpit (CVR) dan perekam data penerbangan (FDR), dari pesawat Boeing 787-8 milik Air India, yang jatuh di Ahmedabad, Gujarat. Penemuan ini dilaporkan oleh saluran televisi NDTV, membawa harapan besar untuk mengungkap penyebab pasti insiden tragis ini.
Kotak hitam adalah komponen krusial dalam setiap investigasi kecelakaan pesawat. CVR merekam percakapan di dalam kokpit, termasuk komunikasi antara pilot, kru, dan kontrol lalu lintas udara, serta suara-suara lain di sekitar kokpit.
Menyusul penemuan kotak hitam pertama dari pesawat tersebut pada Jumat (13/6/2025), kotak hitam kedua menyusul ditemukan pada Sabtu (14/6/2025).
Informasi yang disimpan kedua perangkat tersebut akan membantu penyelidik menentukan faktor-faktor penyebab kecelakaan yang menewaskan 274 orang tersebut. Pada Kamis (12/6/2025), sebuah pesawat Boeing 787 Air India yang seyogianya terbang ke London, Inggris, jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad, India barat.
Otoritas penerbangan India memastikan 242 orang ada di pesawat tersebut, termasuk kedua pilot dan 10 awak penerbangan. Media setempat melaporkan pesawat tersebut jatuh menimpa atap sebuah gedung asrama bagi mahasiswa kedokteran.
Air India kemudian melaporkan 241 dari seluruh 242 orang di pesawat meninggal dunia dalam kecelakaan nahas tersebut. Tragedi itu juga menewaskan 33 orang lainnya di darat, termasuk 10 mahasiswa kedokteran yang sedang berada di dalam gedung asrama atau di dekatnya ketika pesawat Boeing 787 itu terhempas ke darat dan meledak, demikian menurut media setempat.