REPUBLIKA.CO.ID, TEHARAN -- Iran siap mempertimbangkan usulan untuk membentuk konsorsium pengayaan uranium regional dalam kerangka kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat, demikian laporan portal berita Axios pada Rabu (4/6/2025). Dengan mengutip seorang pejabat senior Iran, Axios memberitakan bahwa usulan itu akan dipertimbangkan hanya jika konsorsium tersebut berlokasi di dalam wilayah Iran.
"Jika konsorsium tersebut beroperasi di wilayah Iran, hal itu mungkin perlu dipertimbangkan. Namun, jika konsorsium berkantor di luar perbatasan negara, hal itu pasti akan gagal," kata pejabat Iran tersebut kepada Axios.
Sebelumnya pada Ahad (1/6/2025), Axios melaporkan bahwa Oman mengusulkan pembentukan konsorsium regional untuk memperkaya uranium untuk keperluan sipil di bawah naungan Amerika Serikat dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Lokasi fasilitas konsorsium tersebut masih dipertanyakan, tetapi AS dilaporkan menginginkannya berlokasi di luar Iran.
Konsorsium pengayaan regional tersebut merupakan upaya untuk menyelaraskan posisi Presiden AS Donald Trump bahwa Iran tidak boleh diizinkan untuk memperkaya uranium dengan desakan Teheran bahwa pengayaan di wilayahnya harus dilanjutkan, demikian laporan tersebut.
Konsorsium tersebut dapat mencakup AS, Iran, dan negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, dan bahkan Turki, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa konsorsium itu akan memasok bahan bakar nuklir ke negara-negara yang bersedia menjalankan program nuklir sipil dan diawasi oleh inspektur IAEA.
Sebelumnya, Amerika Serikat tidak akan mengizinkan Iran melakukan pengayaan uranium dalam potensi kesepakatan nuklir kedua negara, demikian pernyataan Presiden Donald Trump.
"AUTOPEN [alat yang ia dipakai untuk menandatangani surat perintah eksekutif] seharusnya sudah menghentikan Iran sejak lama dari 'pengayaan' (uranium). Berdasarkan Perjanjian potensial kita — KAMI TIDAK AKAN MENGIZINKAN PENGAYAAN URANIUM!" kata Trump di platform Truth Social miliknya pada Senin (2/6/2025).
Pernyataan Trump itu diunggah seiring laporan media yang mengeklaim bahwa usulan kesepakatan nuklir AS untuk Iran pada Sabtu (31/5) akan mengizinkan Iran melakukan pengayaan uranium tingkat rendah yang terbatas di negara itu untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.