Senin 02 Jun 2025 07:55 WIB

Data dan Fakta Serangan Drone Ukraina yang Hancurkan Pesawat Pembom Rusia

Operasi Jaring Laba-Laba libatkan ribuan drone serang Kutub Utara Rusia dan Siberia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) bersama Kepala Dinas Keamanan Ukraina (SBU) Vasyl Malyuk.
Foto: Telegram @V_Zelenskiy_official
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) bersama Kepala Dinas Keamanan Ukraina (SBU) Vasyl Malyuk.

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap pangkalan udara militer Rusia pada Ahad (1/6/2025), yang menghantam ribuan kilometer dari garis depan dalam apa yang dikatakan Presiden Volodymyr Zelensky sebagai operasi jarak jauh mereka yang pernah ada. Drone tersebut bisa beroperasi hingga menghantam pangkalan utama (lanud) Rusia berjarak 4.000 kilometer (km) dari Ukraina.

Operasi yang diberi nama sandi "Jaring Laba-Laba," memerlukan persiapan selama berbulan-bulan dan penyelundupan drone ke wilayah Rusia, sebagaimana dilaporkan The Moscow Times. Berikut ini yang kita ketahui tentang serangan tersebut, yang terjadi pada malam menjelang perundingan di Istanbul pada Senin (2/6/2025), antara Rusia dan Ukraina untuk menjajaki prospek gencatan senjata:

Baca Juga

Kerusakan

Ukraina telah mengeklaim serangan drone menimbulkan kerusakan yang signifikan, tetapi untuk saat ini, tidak mungkin untuk memverifikasi secara independen.

Sumber di SBU mengatakan, serangan terkoordinasi yang melibatkan ratusan drone itu menghantam 41 pesawat yang digunakan untuk "mengebom kota-kota Ukraina," dengan menyebutkan pesawat pengebom strategis Tu-95 dan Tu-22 serta pesawat deteksi radar dan komando A-50.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengonfirmasi bahwa "beberapa pesawat terbakar" menyusul serangan pesawat nirawak di pangkalan-pangkalan di wilayah Murmansk dan Irkutsk di Kutub Utara Rusia dan Siberia timur.

Ukraina Serang Pesawat Pengebom Rusia Sebelum Pembicaraan Istanbul

Kebakaran berhasil dipadamkan, kata kementerian, dan tidak menimbulkan korban, seraya menambahkan bahwa tersangka telah "ditangkap."

Dinas keamanan Ukraina mengatakan mereka menghancurkan 34 persen pesawat pengebom strategis Rusia yang membawa rudal jelajah, dengan mengklaim telah menimbulkan kerusakan senilai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 114 triliun.

Modus operandi

Operasi Jaring Laba-Laba dipersiapkan selama lebih dari satu setengah tahun, kata sumber SBU Ukraina, seraya menambahkan bahwa operasi itu memerlukan logistik yang sangat rumit.

Ukraina secara rutin meluncurkan pesawat nirawak untuk menyerang target di Rusia sebagai respons atas invasi Rusia tahun 2022, tetapi modus operandi yang digunakan kali ini berbeda.

Sumber keamanan Ukraina mengatakan pesawat nirawak telah diselundupkan ke Rusia dan disembunyikan dalam struktur kayu yang dipasang di truk.

Atap struktur tersebut kemudian dibuka dari jarak jauh agar pesawat nirawak dapat terbang menuju targetnya.

Foto yang dibagikan oleh SBU menunjukkan sejumlah drone hitam kecil yang disembunyikan dalam apa yang tampak seperti kontainer pengangkut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa pesawat nirawak tersebut tidak diluncurkan dari wilayah Ukraina, tetapi "di sekitar pangkalan udara."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement