Kamis 29 May 2025 15:48 WIB

Indonesia-Israel Rundingkan Normalisasi? Ini Kata Menteri Yusril

Pengakuan atas negara Israel disebut jadi syarat bergabung OECD.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fitriyan Zamzami
Yusril Ihza Mahenda di malam Apresiasi jurnalistik Iwakum, Jumat (17/1/2025).
Foto: Dok Republika
Yusril Ihza Mahenda di malam Apresiasi jurnalistik Iwakum, Jumat (17/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia membantah keras pemberitaan media-media di Israel, tentang perundingan rahasia untuk menormalisasi hubungan diplomatik. Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra menegaskan, Indonesia hingga saat ini memang tak pernah punya hubungan diplomatik dengan pemerintahan Zionis di Tel Aviv.

“Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel sejak awal,” kata Yusril dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (29/5/2025). Pernyataan Yusril tersebut menanggapi pemberitaan media di Israel Ynet yang menyatakan adanya kontak diplomatik rahasia antara Indonesia dengan Zionis untuk menormalisasi hubungan.

Dalam pemberitaan tersebut dikatakan, Indonesia dan Israel menjalin perundingan rahasia pada 2024 untuk menormalisasi hubungan diplomatik sebagai imbal balik keanggotaan pada Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Dalam pemberitaan Ynet tersebut, dikatakan Israel mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota OECD. Dengan jasa imbal balik, Indonesia bersedia menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Kata Yusril, pemberitaan tersebut tak betul. Pun tegas dia, tak pernah ada pertemuan, ataupun perundingan rahasia antara Indonesia dengan Israel terkait dengan keanggotaan di OECD. “Pertemuan seperti itu tidak pernah ada,” tegas Yusril.

Yusril menceritakan, dalam forum OECD tahun lalu, Israel memang pernah menyampaikan wacana dalam mendukung Indonesia sebagai anggota. Dan Israel menyampaikan terbuka dukungan tersebut dengan syarat Indonesia membuka hubungan diplomatik Jakarta-Tel Aviv. Akan tetapi, kata Yusril menegaskan, Indonesia menolak dukungan Israel tersebut. Pun syarat dari Zionis tersebut. “Permintaan Israel tersebut kami tolak,” kata Yusril. Karena kata Yusril dalam keanggotaan organisasi internasional, termasuk OECD tak ada klausul ketentuan negara-negara anggota harus saling memiliki hubungan diplomatik.

“Bahwa dalam keanggotaan organisasi tersebut, termasuk PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) tidak pernah disyaratkan adanya hubungan diplomatik dengan seluruh negara anggota lainnya,” kata Yusril. Kata Yusril, dirinya sendiri yang turut serta mewakili Indonesia dalam forum sidang OECD di Paris, Prancis pada Maret 2025. Dan dalam forum tersebut, Yusril mengatakan dirinya menyampaikan pidato mewakili pemerintah Indonesia. “Saya sendiri hadir dalam sidang OECD, dan menyampaikan pidato bersama Presiden Guatemala, dan tidak ada isu seperti yang diberitakan media Israel tersebut,” kata Yusril.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement