Kamis 29 May 2025 08:56 WIB

AS Inspeksi Nuklir Iran, Begini Kata Anak Buah Khamenei

Iran buka peluang mengizinkan AS inspeksi nuklir jika ada kesepakatan.

Fasilitas pengembangan nuklir Iran di Qomm yang diduga sebagai pusat pengayaan uranium
Foto: AP
Fasilitas pengembangan nuklir Iran di Qomm yang diduga sebagai pusat pengayaan uranium

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran pada Rabu (28/5) menyatakan mereka mungkin mempertimbangkan untuk mengizinkan Amerika Serikat menginspeksi fasilitas nuklir negara tersebut melalui pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), asalkan tercapai kesepakatan dalam perundingan nuklir yang tengah berlangsung.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, mengatakan bahwa Teheran dapat menerima inspeksi dari pihak AS jika kedua negara berhasil mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran.

Baca Juga

Selama dua bulan terakhir, Iran dan AS terlibat dalam diplomasi nuklir yang dimediasi oleh Oman. Sejauh ini, lima putaran pembicaraan tidak langsung telah berlangsung di Muscat dan Roma.

Salah satu poin krusial dalam negosiasi tersebut adalah pengayaan uranium. AS mendesak penghentian program tersebut, sementara Iran bersikeras bahwa pengayaan akan terus berlanjut.

Eslami menegaskan bahwa program nuklir Iran sepenuhnya bersifat damai dan berada di bawah pengawasan IAEA. Ia menambahkan bahwa pengayaan uranium merupakan bagian dari kedaulatan nasional Iran.

Ia juga menyuarakan kekesalan atas sorotan yang tidak proporsional terhadap negaranya, mengingat kapasitas nuklir Iran hanya kurang dari 3 persen dari total kapasitas global, namun mendapat 25 persen dari total inspeksi IAEA.

Menurut Eslami, penghentian pengayaan uranium akan berdampak luas pada berbagai sektor, termasuk kesehatan dan lingkungan. Ia mencatat bahwa sekitar satu juta warga Iran setiap tahunnya bergantung pada produk radiofarmasi.

“Jika kami tidak bisa melakukan pengayaan dan tidak dapat memproduksi bahan bakar uranium 20 persen untuk mengoperasikan Reaktor Teheran, maka kami tidak bisa menghasilkan radiofarmasi. Dampak pertama akan langsung terasa pada sektor kesehatan,” kata Eslami.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement