Rabu 28 May 2025 21:52 WIB

Indikator: Gubernur Khofifah Nomor Satu terkait Sektor Penyediaan Listrik

Kinerja Dirasakan Rakyat, Kepuasan Publik Pada Khofifah lampaui kepala daerah lain

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Antara
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mencatatkan angka yang mengesankan dalam survei Indikator Politik Indonesia. Survei menyebut, Khofifah unggul dari Gubernur DKI Pramono Anung dan gubernur lainnya.

Kondisi demikian tercermin pada kategori summary dalam sektor penyediaan jaringan listrik Khofifah unggul dengan 90 persen. Sedangkan pada survei serupa tercatat Pramono mendapat 86 persen lalu Deddy 89 persen.

Baca Juga

"Kita tahu Khofifah ini satu-satunya gubernur perempuan di Jawa dan dia dua kali menjadi Gubernur Jatim," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Lanjutnya dia menambahkan bahwa capaian Khofifah tersebut tentu mencerminkan performa yang sangat kompetitif. Sehingga tentu catatan itu menjadi sebuah indikator kuat atas keberhasilan kepemimpinan Khofifah di Jawa Timur.

Dia menilai Khofifah sebagai sosok petarung yang gigih dan konsisten dalam perjuangan politiknya. Lantaran Khofifah pernah mengalami kekalahan dalam Pilgub melawan Soekarwo, namun mampu bangkit dan meraih kemenangan dua kali berturut-turut setelahnya.

Survei ini, tambah dia, menjadi sinyal kuat kinerja Khofifah mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. Bila merujuk pada kepuasan kinerja gubernur dan wakil gubernur, Khofifah mendapat angka sebesar 75 persen dengan catatan keberhasilan dan strategi komunikasi yang lebih maksimal,

“Sosok petarung, karena pernah kalah beberapa kali waktu melawan Pakde Karwo, mendapatkan 75 persen, cukup tinggi,” tambahnya.

Meski capaian ini sudah sangat baik, lanjut dia, Khofifah masih memiliki ruang besar untuk meningkatkan elektabilitas jika strategi komunikasi publik dimaksimalkan. Salah satu poin yang ia tekankan adalah penggunaan media sosial yang belum optimal.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement