REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Universitas Tokyo di Jepang sedang mempertimbangkan kemungkinan menerima mahasiswa internasional dari Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS) untuk sementara waktu, sebagaimana Kyodo melaporkan pada Senin (26/5/2025). Langkah tersebut diambil setelah pemerintah AS mengeluarkan kebijakan yang melarang universitas terkemuka itu menerima mahasiswa asing.
Pada 2022, Universitas Tokyo telah meluncurkan program serupa untuk menampung peneliti dan mahasiswa yang studinya terhenti akibat invasi Rusia ke Ukraina. Program tersebut menyediakan laboratorium penelitian dan akomodasi secara gratis.
Pada laman resminya, Universitas Tokyo mengatakan, hingga akhir Maret 2024, lebih dari 30 mahasiswa dan peneliti telah diterima dalam program tersebut. Selain dukungan finansial, mereka juga memberikan pelajaran bahasa Jepang dan layanan konseling.
Presiden AS Donald John Trump sebelumnya, mencabut sertifikasi Harvard untuk "Student and Exchange Visitor Program" (SEVP) yang secara efektif melarang universitas itu menerima mahasiswa baru dari negara lain. Mahasiswa asing yang sedang belajar di sana juga diminta pindah agar tidak kehilangan status legal mereka.