Ahad 25 May 2025 15:30 WIB

Putri Zulhas Jelaskan Tantangan Lingkungan Indonesia dalam Konggres Ekologi di Rusia

Anak muda mampu menghadirkan solusi lingkungan berbasis inovasi.

Ketua Fraksi PAN DPR RI Putri Zulkifli Hasan, saat menjadi delegasi Indonesia di forum internasional Nevsky International Ecological Congress ke-11 di Tavrichesky Palace, St. Petersburg.
Foto: istimewa/doc humas
Ketua Fraksi PAN DPR RI Putri Zulkifli Hasan, saat menjadi delegasi Indonesia di forum internasional Nevsky International Ecological Congress ke-11 di Tavrichesky Palace, St. Petersburg.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Fraksi PAN DPR RI Putri Zulkifli Hasan, Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, menghadapi tantangan lingkungan yang sangat kompleks. Di sisi lain, generasi muda Indonesia memiliki perhatian dan kepedulian terhadap persoalan lingkungan.

“Indonesia menghadapi berbagai tantangan lingkungan besar, termasuk deforestasi, polusi plastik, dan dampak perubahan iklim,” kata Putri, yang juga Wakil Ketua Komisi XII DPR RI.

Hal ini disampaikan Putri saat menyampaikan pidato resmi, mewakili parlemen Indonesia dalam forum internasional Nevsky International Ecological Congress ke-11 di Tavrichesky Palace, St. Petersburg.  Putri menyampaikan pandangan strategis Indonesia dalam mendorong keterlibatan generasi muda dalam agenda lingkungan hidup dan ekonomi hijau, saat diskusi sesi utama bertajuk “Talent is Key: How to Get Young People Involved in the Environment”.

Dalam pidatonya, Putri mengatakan generasi muda Indonesia, menunjukkan kepedulian tinggi terhadap isu lingkungan. “Sekitar 90% generasi muda menyatakan kekhawatirannya terhadap perubahan iklim, dan semakin banyak dari mereka yang terlibat dalam aktivisme lingkungan serta tertarik pada pekerjaan di sektor hijau,” ujar Putri, dalam siaran persnya.

Putri menekankan bahwa Indonesia berada di titik awal revolusi lapangan kerja hijau. “Pemerintah melalui Low Carbon Development Initiative (LCDI) dan Kebijakan Energi Nasional telah menetapkan target ambisius, seperti peningkatan bauran energi terbarukan hingga 23 persen pada 2030, restorasi jutaan hektare lahan gambut yang rusak, dan pengurangan drastis sampah plastik,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kebijakan ini diproyeksikan menciptakan sekitar 1,8 juta lapangan kerja hijau di berbagai sektor, termasuk energi surya, panas bumi, pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah, dan ekowisata.

Putri juga menyoroti kolaborasi internasional yang telah membuka peluang pelatihan vokasi, seperti kerja sama dengan Jerman dalam mendirikan pusat pelatihan teknologi energi terbarukan. Ia memberikan contoh program lokal yang digagas pemuda, seperti Solar Sister Indonesia dan Waste4Change, yang membuktikan bahwa anak muda mampu menghadirkan solusi lingkungan berbasis inovasi.

Namun demikian, ia tidak menutup mata terhadap tantangan yang masih dihadapi. “Kami melihat adanya kesenjangan keterampilan, persepsi bahwa pekerjaan hijau tidak menjanjikan secara ekonomi, dan hambatan regulasi serta investasi,” ujarnya.

Putri menekankan bahwa pemberdayaan generasi muda adalah keharusan, bukan pilihan. “Dengan pendidikan, pengembangan keterampilan, kebijakan yang inklusif, dan partisipasi yang bermakna, Indonesia dapat membentuk generasi pemimpin lingkungan yang mampu menjaga warisan alam kita dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Putri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement