Selasa 20 May 2025 15:34 WIB

Pengemudi Ojol dari Daerah Juga Ikut Aksi di Kawasan Patung Kuda

Ribuan ojol yang demo di kawasan Patung Kuda tidak hanya berasal dari Jakarta saja.

Rep: Bayu Adji Prihammanda / Red: Erik Purnama Putra
Pengemudi ojol melakukan konvoi dari arah Jalan Jenderal Sudirman menuju titik aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengemudi ojol melakukan konvoi dari arah Jalan Jenderal Sudirman menuju titik aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan pengemudi ojek online (ojol) melakukan aksi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025). Massa yang datang itu tidak hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Beberapa pengemudi ojol bahkan ada yang datang dari Cirebon hingga Bali.

Salah seorang pengemudi ojol, Adeng (50 tahun), mengaku sengaja datang bersama tujuh orang temannya dari Cirebon ke Jakarta untuk melakukan aksi. Kedatangannya bersama bersama teman-temannya itu adalah bentuk solidaritas kepada para pengemudi ojol yang nasibnya kini makin terjepit.

Baca Juga

"(Kami) solidaritas. Solidaritas semua ojol Indonesia tanggal 20 ini kan. Kami bersatu. Tidak hanya dari Jakarta, semua juga pada datang dari berbagai daerah," kata Adeng di kawasan Patung Kuda, Selasa siang WIB.

Dia mengatakan, Kedatangannya itu juga untuk bersama-sama menyampaikan aspirasi bahwa pemotongan yang dilakukan aplikator kepada pengemudi ojol sudah tidak manusiawi. Menurut dia, dengan pemotongan yang besar, pendapatan pengemudi ojol makin kecil.

"Yang paling dasar itu kami minta potongan diturunkan jadi 10 persen. Karena makin ke sini, pendapatan kita makin berkurang," kata Adeng.

Tak hanya itu, ia juga menuntut aplikator menghapus berbagai program berbayar yang dibebankan kepada para pengemudi ojol. Pasalnya, program itu makin memberatkan para pengemudi ojol.

"Aplikator itu harusnya bayar kita, karena kita hanya memperkaya mereka. (Namun) kita diperas sama mereka. Kecewa saya sama aplikator," ujar Adeng yang sudah menjadi pengemudi ojol sejak 2017 itu.

Dalam aksi itu, Adeng juga sengaja mengenakan pakaian sekolah dasar. Menurut dia, hal itu menyimbolkan bahwa saat ini pendapatan orang tua mereka sebabai pengemudi ojol makin sulit untuk memberi uang jajan kepada anak-anaknya.

"Saya pakai ini karena kita sendiri makin sedikit pendapatannya, kasihan anak-anak kita dong. Bisa-bisa mereka tidak jajan, tidak sekolah," kata ayah yang memiliki tiga anak itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement