REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Media Israel melaporkan pejabat dan prajurit dalam jumlah besar mengumumkan penolakan mereka untuk mematuhi panggilan terbaru untuk menjalani tugas militer di Jalur Gaza. Kabinet pemerintahan Benjamin Netanyahu atau yang dikenal Knesset pada Ahad (4/5/2025), menyetujui keputusan operasi militer terbaru dengan tujuan 'mencaplok' Gaza.
Kanal i24 dilansir SABA melaporkan, para prajurit dan pejabat ini menginformasikan komandan mereka sebelum instruksi pemanggilan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam operasi militer IDF ke depannya. Belum diketahui jumlah para tentara yang menolak panggilan terbaru IDF.
Sebelumnya, militer Israel mengonfirmasi mereka memanggil puluhan ribu tentara cadangannya untuk dikerahkan ke Jalur Gaza. Pengerahan pasukan cadangan itu dilakukan ketika pertempuran di Gaza belum menemui titik akhir setelah berlangsung selama 19 bulan.
"Pekan ini kami mengeluarkan puluhan ribu perintah kepada tentara cadangan kami untuk mengintensifkan dan memperluas operasi kami di Gaza," ungkap Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir, Ahad (4/5/2025), dikutip laman Al Arabiya.
Zamir menambahkan bahwa pasukan cadangan tersebut akan ditugaskan untuk menghancurkan seluruh infrastruktur kelompok Hamas. "Baik (infrastruktur) di permukaan maupun di bawah tanah," ujarnya.
View this post on Instagram