REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) ke-13 RI Ma'ruf Amin menyampaikan tausiyah atau nasihat yang diberikan oleh ulama kepada pemerintah merupakan wujud cinta, demi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.
Tausiyah adalah istilah yang digunakan dalam konteks agama Islam, merujuk pada kegiatan penyampaian ajaran agama secara informal. Tausiyah berbeda dari kegiatan dakwah yang lebih formal seperti tabliq atau ceramah, yang biasanya melibatkan banyak jamaah dan lebih serius. Tausiyah lebih bersifat santai dan dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti di lingkungan keluarga, pertemanan, atau komunitas kecil.
Secara lebih rinci, tausiyah dapat diartikan sebagai:
Penyampaian ajaran Islam
Tausiyah bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan agama Islam, seperti nilai-nilai moral, ajaran, dan sejarah Islam.
Informal
Tausiyah dilakukan tanpa adanya struktur atau ritual yang formal seperti khotbah di masjid atau ceramah di depan banyak orang.
Lingkungan yang santai
Tausiyah biasanya dilakukan dalam suasana yang lebih santai dan akrab, sehingga dapat lebih mudah diterima oleh pendengarnya.
Penyampaian yang sederhana
Tausiyah tidak selalu melibatkan bahasa yang rumit atau konsep-konsep agama yang kompleks, tetapi lebih menekankan pada pemahaman dan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Ditujukan kepada yang dicintai
"Pemberian nasihat kepada pihak yang dicintai. Jadi ketika ulama itu memberi nasihat, memberi nasihat, maka kegiatan itu ditujukan kepada pihak yang dicintai. Nah ketika kepada pemerintah, itu berarti majelis ulama mencintai pemerintah," kata Kiai Ma'ruf pada Silaturahmi Nasional Ormas-Ormas Islam dan Halal Bihalal Idul Fitri 1446 Hijriah Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Asrama Haji Jakarta pada Kamis.