REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum I Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Taufik Hidayat mengisyaratkan degradasi atlet bulu tangkis yang menjalani pemusatan latihan nasional di Cipayung, Jakarta Timur, setelah minim prestasi di ajang Badminton Asia Championships (BAC) 2025. Taufik juga mengaku bingung atas sikap pemain pelatnas yang diam saat evaluasi.
"Kayaknya akan ada (degradasi atlet pelatnas di Cipayung), beberapa (atlet)," kata Taufik Hidayat ketika dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Dalam ajang BAC 2025 yang berlangsung di Ningbo, China, selama 8-13 April, Indonesia tidak meraih satu pun gelar juara dari berbagai nomor yang diikuti. Pencapaian terbaik adalah menembus babak semifinal dari ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu dan ganda putra Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.
Taufik yang juga Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga RI mengatakan, hasil tersebut cukup mengecewakan karena penampilan pebulu tangkis andalan yang dikirim ke kejuaraan tersebut jauh di bawah lawan-lawan mereka.
"Kalau saya dibilang kecewa ya, kecewa. Karena hasil (cuma sampai) semifinal. Fajar/Rian kan sebelum-sebelumnya sudah kalah juga, dan kelihatan kalahnya jauh juga," katanya.
Dengan hasil minor di BAC 2025, PBSI pun mengisyaratkan untuk melakukan degradasi atlet di pelatnas untuk digantikan dengan yang baru. Taufik mengatakan, degradasi atlet akan dilakukan setelah Piala Sudirman 2025 yang akan berlangsung pada 27 April hingga 1 Mei mendatang.
Ia menjelaskan, degradasi akan mempertimbangkan berbagai aspek seperti sepak terjang, berapa lama menjalani pelatnas, apa saja prestasi yang diraih, termasuk kondisi fisik atau kesehatan atlet.
"Dalam arti, bukan yang setiap saat, setiap bulan (dilakukan degradasi). Mereka baru masuk sekali pertandingan, terus hasilnya enggak bagus (didegradasi), bukan begitu caranya juga," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya mengevaluasi atau menilai para atlet yang sudah lama menjalani pelatnas, termasuk hasil kompetisi mereka selama Januari-April 2025. Artinya, kata dia, para atlet yang terseleksi untuk mengikuti pelatnas pada awal tahun 2025 tidak serta merta akan langsung dinilai pada bulan April atau Mei.
"Mereka (atlet yang baru masuk pelatnas) latihannya belum, pertandingannya belum, enggak mungkin (dinilai atau didegradasi), itu tidak adil. Jadi lebih baik kita regenerasi yang bawah aja, daripada yang bawah juga tersendat," katanya.