Selasa 15 Apr 2025 13:26 WIB

Jelang Piala Sudirman, Taufik Hidayat Bingung Pemain Pelatnas tak Terbuka Saat Evaluasi

"Ketika ditanya masalahnya apa, kok diam semua. Saya bingung juga," kata Taufik.

Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat (tengah) berbicara dalam jumpa pers di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur.
Foto: Dok Humas PBSI
Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat (tengah) berbicara dalam jumpa pers di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PP PBSI Taufik Hidayat mengkritik sikap sebagian atlet bulu tangkis nasional yang dinilainya kurang terbuka dalam proses evaluasi, terutama setelah hasil kurang memuaskan di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia (BAC) 2025. Menurut Taufik, keterbukaan komunikasi dari para atlet sangat dibutuhkan untuk memperbaiki performa tim, namun hingga saat ini para pemain cenderung enggan menyampaikan apa yang menjadi kendala mereka secara jujur.

“Kita sudah kumpulkan mereka untuk evaluasi, tapi ketika ditanya masalahnya apa, kok diam semua. Saya bingung juga,” ujar Taufik di Jakarta, Senin (14/4).

Baca Juga

Taufik mengatakan PBSI sudah berupaya maksimal untuk menyediakan berbagai fasilitas, mulai dari pelatih, pendanaan, hingga kontrak sponsor bagi atlet pelatnas. Namun hasil yang belum optimal membuat pengurus merasa perlu mendapat umpan balik langsung dari para pemain.

“Saya juga bingung, semua fasilitas ada, sponsor, pelatih ada, apalagi yang kurang. Kalau memang karena pelatih kita ya sama-sama loh, enggak bisa juga satu orang satu pelatih. Tidak bisa pemain menentukan sendiri, kecuali dia profesional (di luar pelatnas),” ujar peraih emas Olimpiade Athena 2004 itu.

Taufik menyampaikan evaluasi menyeluruh terhadap performa tim bulu tangkis Indonesia akan dilakukan setelah Piala Sudirman 2025 yang digelar di Xiamen, China pada 27 April–4 Mei. Taufik menyebut kemungkinan adanya perubahan komposisi pemain bahkan opsi pencoretan jika hasil kembali tidak memuaskan.

“Setelah Piala Sudirman, kami akan lihat lagi secara menyeluruh. Bukan hanya hasil satu turnamen, tapi juga rekam jejak mereka,” ujarnya.

Taufik juga mengatakan evaluasi ke depan tidak hanya berlaku untuk atlet, namun juga untuk pelatih dan tim pendukung lainnya, baik dari sisi teknis maupun fisik. Saat ini, skuad Merah Putih tengah mempersiapkan diri untuk bersaing di Piala Sudirman 2025. 

Piala Sudirman merupakan kejuaraan beregu campuran dua tahunan. Indonesia terakhir kali menjadi juara pada edisi perdana tahun 1989 di Jakarta. Pada edisi 2023 di Suzhou, China, Indonesia terhenti di perempat final usai kalah 0-3 dari tuan rumah. Sementara itu, China menjadi negara tersukses sepanjang sejarah turnamen ini dengan raihan 13 gelar, termasuk tiga edisi terakhir secara beruntun.

Pada edisi kali ini, Indonesia tergabung dalam Grup D bersama Denmark, Inggris, dan India. Taufik menilai peluang Indonesia untuk melangkah ke babak selanjutnya masih terbuka, dengan catatan sektor ganda harus bisa menjadi tumpuan.

“Kalau kita lihat sekarang, di tunggal putra ada Jonatan (Christie), di ganda kita banyak pilihan. Tunggal putri ada Grego (Gregoria Mariska) dan Komang (Ayu Cahya Dewi),” ujar Taufik.

PBSI mengirim kombinasi pemain senior dan junior untuk memperkuat skuad Merah Putih. Target realistis yang dipasang adalah lolos dari fase grup dan bisa meraih tempat di podium, meski persaingan dari negara-negara kuat seperti Jepang dan Korea Selatan diprediksi ketat.

“Korea masih kuat di beberapa sektor, tapi tidak seperti China. Kita lihat nanti siapa yang diturunkan, siapa yang benar-benar siap. Itu jadi pertimbangan,” ujar Taufik.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement