Sabtu 12 Apr 2025 16:46 WIB

Media Zionis: AS Dukung Turki di Suriah, Israel Mundur, Erdogan: Israel Teroris

Presiden Turki Erdogan sebut perdamaian harus terwujud di Gaza.

Ilustrasi tentara Israel.
Foto: IDF
Ilustrasi tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Babak baru konflik di Timur Tengah semakin panas. Israel yang selama ini didukung Amerika terpaksa harus mengendurkan kekuatan militernya di Suriah, karena negara yang dahulu dikuasai Bashar Assad itu kini menjadi basis pengaruh Turki yang dipimpin Presiden Erdogan.

Situs web Israel The Times of Israel menjelaskan bahwa Israel dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh Turki yang semakin besar di Suriah. Situs web tersebut menekankan bahwa Israel tidak memiliki pilihan untuk menghadapi Presiden Erdogan selain mengikuti ketentuan Presiden Amerika Donald Trump yang menyarankan Netanyahu untuk baik-baik dengan Turki.

Baca Juga

Hal ini terjadi dengan latar belakang "ambisi Turki untuk memainkan peran negara kuat yang dibutuhkan Suriah untuk bangkit dari kekacauan yang terjadi setelah jatuhnya rezim sebelumnya."

"Pada akhirnya, jika menyangkut Suriah, Turki lebih peduli daripada Israel dan berinvestasi sesuai dengan itu," kata Galia Lindenstrauss, seorang peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional Israel (INSS), mengatakan kepada situs web tersebut. "Kepentingan Israel di Suriah murni terkait keamanan, dan itu memberi Ankara keuntungan."

Dukungan Presiden AS Donald Trump terhadap Erdogan "juga membatasi kemampuan Israel untuk bermanuver." Trump menjelaskan dengan jelas selama pertemuannya baru-baru ini dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih kesediaannya untuk "membantu Israel menangani masalah Turki, tetapi Israel harus rasional terhadap Turki, karena Turki adalah teman Amerika."

Sebut Israel negara teroris

Presiden Erdogan menekankan pada hari Jumat bahwa akan sangat sulit untuk mencapai perdamaian abadi di Jalur Gaza sementara Israel melanjutkan kejahatannya dan merusak upaya gencatan senjata. Dia menggambarkan Israel sebagai negara "teroris", dan tidak ada definisi lain untuk itu.

 

sumber : Antara
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement