REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) RI resmi membuka jalur perlintasan perdana antara Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Napan dan Border Post Oesilo.
Peresmian perdana itu berlangsung di PLBN Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, Kamis, yang ditandai dengan penandatanganan dan pembacaan pernyataan bersama oleh Sekretaris BNPP RI Komjen Pol. Makhruzi Rahman bersama Presidente Autoridade Raeoa RDTL Rogerio Tiago Fatima Lobato.
“Perlintasan PLBN Napan-Border Post Oesilo dibuka untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat kawasan perbatasan,” ucap Makhruzi sebagaimana keterangan diterima di Jakarta.
Ia menjelaskan pembukaan jalur perlintasan PLBN Napan-Border Post Oesilo merupakan respons atas permintaan masyarakat dan dorongan pemerintah daerah Kabupaten TTU. Jalur resmi ini penting sebagai upaya mencegah perlintasan ilegal yang berisiko mengganggu stabilitas kawasan perbatasan.
Menurut dia, peresmian jalur ini menjadi bukti sinergi antara BNPP, kementerian/lembaga terkait, serta dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam mendorong pembangunan kawasan perbatasan sebagai beranda terdepan negara.
Adapun perlintasan di PLBN Napan sebelumnya pernah aktif sebelum pandemi COVID-19. Peresmian kali ini sekaligus menandai pengaktifan kembali jalur perbatasan tersebut secara resmi.
PLBN Napan merupakan satu dari tujuh PLBN terpadu yang diresmikan oleh presiden ketujuh RI Joko Widodo pada 2 Oktober 2024, bersamaan dengan PLBN Serasan, Kepulauan Riau; PLBN Jagoi Babang, Kalimantan Barat; PLBN Sei Nyamuk, Labang, dan Long Nawang di Kalimantan Utara; serta PLBN Yetetkun, Papua Selatan.
Peresmian tujuh PLBN ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2015 dan Inpres Nomor 1 Tahun 2019 mengenai percepatan pembangunan PLBN terpadu dan sarana prasarana penunjang di kawasan perbatasan.
BNPP berharap dengan dibukanya kembali jalur perlintasan melalui PLBN Napan dan Border Post Oesilo, mobilitas masyarakat dan arus barang di kawasan perbatasan dapat berjalan lebih lancar, tertib, dan aman.
Selain itu, BNPP juga berharap pembukaan jalur ini dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat perbatasan serta menjawab harapan lama masyarakat untuk kembali hidup berdampingan secara harmonis.
“Berlakunya jalur resmi ini diharapkan dapat meminimalkan penggunaan jalur-jalur tidak resmi yang merugikan banyak pihak serta menjaga prinsip saling menghormati sebagai dua negara yang berdaulat,” kata Makhruzi.