REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan masih mempunyai utang kepada Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem untuk berkunjung ke tanah rencong. Dia pun bakal memenuhi janji untuk berkunjung ke Aceh.
"Saya masih hutang sama Mualem, saya harus ke Aceh. Saya harus ke semua provinsi. Ini utang saya. Saya mohon maaf karena belum sampai," kata Prabowo saat menyapa Mualem secara virtual saat panen raya di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (8/4/2025).
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengapresiasi kerja keras para petani, karena tanpa pangan negara ini tidak ada, tanpa pangan tidak ada NKRI. Dia sangat memberikan penghargaan kepada para petani yang menjadi tulang punggung bangsa dan negara. Orang di kota-kota, banyak yang tidak tahu bagaimana perjuangan petani menyediakan bahan pangan.
"Kesulitan saudara-saudara petani adalah kesulitan kita semua. Karena itu, jika ada masalah atau kendala harus segera disampaikan agar kita cari jalan ke luar bersama,” ujarnya.
Prabowo mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan di semua tingkatan, para menteri terkait, TNI/Polri atas panen raya, ini adalah bukti kerja keras semuanya dalam upaya memberi kemudahan kepada para petani. "Kerja keras saudara semua layak mendapatkan penghormatan dari rakyat," kata Prabowo
Sebelumnya, Gubernur Aceh melaporkan kepada Presiden Prabowo tentang kebutuhan Aceh dalam rangka meningkatkan produksi padi di masa mendatang. Untuk meningkatkan produksi gabah, Aceh membutuhkan saluran irigasi, penambahan pupuk, traktor dan alat potong padi.
"Pak Presiden, saat ini di Aceh masih ada lahan sawah tadah hujan karena ketiadaan irigasi. Di Aceh Utara saja, setidaknya ada sembilan kecamatan yang belum dialiri irigasi," kata Mualem.
Usai pelaksanaan panen raya, Mualem menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat untuk mencapai target sebagai lumbung padi nasional. "Untuk mencapai target, maka kita membutuhkan dukungan dari Pemerintah Pusat. Tadi, saya sudah menyampaikan langsung kepada Presiden," ujarnya.
Mualem menambahkan, untuk 2024, produksi gabah Aceh mencapai sebesar 1,4 juta ton, sehingga menempatkan Aceh di peringkat delapan lumbung pangan nasional. "Dengan berbagai program yang telah dirumuskan, pada 2025 ini Aceh menargetkan produksi gabah 1,6 juta ton," ucap Mualem.