Selasa 08 Apr 2025 09:00 WIB

Microsoft Pecat Karyawan Pemrotes Genosida di Gaza

Komputasi awan dan teknologi AI Microsoft digunakan Israel dalam genosida di Gaza.

Karyawan Microsoft Ibtihal Aboussad, dikawal oleh petugas keamanan saat memprotes peran Microsoft dalam genosida di Gaza di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, Jumat, 4 April 2025,.
Foto: AP Photo/Jason Redmond
Karyawan Microsoft Ibtihal Aboussad, dikawal oleh petugas keamanan saat memprotes peran Microsoft dalam genosida di Gaza di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, Jumat, 4 April 2025,.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Media AS melaporkan bahwa Microsoft memecat insinyur perangkat lunak Maroko Ibtihal Aboussad dan rekannya Vania Agrawal setelah mereka memprotes pasokan sistem kecerdasan buatan perusahaan tersebut ke Israel. Mereka menolak program yang mereka kerjakan digunakan untuk melakukan genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Associated Press melaporkan Senin malam bahwa Microsoft memecat keda karyawan tersebut setelah mereka melakukan protes pada perayaan ulang tahun perusahaan yang ke-50 pada Jumat lalu, yang dihadiri oleh pendiri paling terkemuka, Bill Gates.

Baca Juga

Microsoft menuduh salah satu pekerja dalam surat PHK pada Senin melakukan pelanggaran “yang dirancang untuk mendapatkan ketenaran dan menyebabkan gangguan maksimal pada acara yang sangat dinantikan ini.” Microsoft mengatakan pekerja lainnya telah mengumumkan pengunduran dirinya, namun pada hari Senin mereka memerintahkan dia untuk pulang lima hari lebih awal.

Aboussad, yang berbasis di kantor pusat Microsoft Kanada di Toronto, pada Senin diundang untuk melakukan panggilan telepon dengan perwakilan sumber daya manusia dan dia diberitahu bahwa dia akan segera dipecat. Ini disampaikan kelompok advokasi No Azure for Apartheid, yang memprotes penjualan platform komputasi awan Azure milik Microsoft ke Israel.

Ibtihal Aboussad adalah seorang insinyur dan programmer Maroko yang lahir pada tahun 1999. Dia lulus dari Universitas Harvard, dengan spesialisasi kecerdasan buatan, dan bekerja untuk Microsoft.

Protes pro-Palestina yang dilakukan oleh karyawan Microsoft merupakan reaksi terbaru atas upaya industri teknologi untuk memasok teknologi kecerdasan buatan kepada militer Israel. Protes dimulai ketika CEO AI Microsoft Mustafa Suleyman mempresentasikan pembaruan produk dan visi jangka panjang untuk produk asisten AI perusahaan, Copilot, kepada audiens termasuk salah satu pendiri Microsoft Bill Gates dan mantan CEO Steve Ballmer.

“Mustafa, kamu tak punya malu!,” teriak karyawan Aboussad saat dia berjalan menuju panggung dan Suleyman menghentikan pidatonya. "Anda mengklaim bahwa Anda peduli dengan penggunaan AI untuk kebaikan, namun Microsoft menjual senjata AI kepada militer Israel. Lima puluh ribu orang telah tewas dan Microsoft mendukung genosida ini di wilayah kami."

“Terima kasih atas protes Anda, saya mendengarkan Anda,” kata Suleyman. Aboussad melanjutkan, berteriak bahwa Suleyman dan “seluruh Microsoft” berlumuran darah. Ia juga melemparkan syal keffiyeh ke atas panggung yang menjadi simbol dukungan terhadap rakyat Palestina, sebelum dibawa keluar dari acara tersebut.

Pengunjuk rasa kedua, karyawan Microsoft Vaniya Agrawal, menyela bagian lain dari perayaan di mana Gates, Ballmer dan CEO saat ini Satya Nadella berada di atas panggung – pertemuan publik pertama sejak tahun 2014 dari tiga orang yang pernah menjadi CEO Microsoft.

sumber : Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement