Selasa 01 Apr 2025 20:28 WIB

Ketegangan Dunia Meningkat, AS Mulai Produksi Bom Nuklir  

Presiden Donald Trump mempercepat jadwal produksi B61-13.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Bom Nuklir
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Bom Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) dikabarkan mulai memproduksi senjata nuklir terbarunya. Laporan internasional memberitakan pemerintahan Presiden Donald Trump mempercepat jadwal produksi B61-13 yang merupakan bom nuklir termutakhir bikinan Paman Sam. Percepatan proyek pembuatan bom nuklir baru oleh AS tersebut menyusul ketegangan internasional saat ini yang semakin meningkat.

Laman Interesting Engineering, dalam laporannya Senin (31/3/2025) menyampaikan, produksi B61-13 dipercepat tujuh bulan dari jadwal yang semestinya. “Senjata nuklir B61-13 baru (buatan) AS akan mulai diproduksi tujuh bulan lebih cepat dari jadwal,” begitu dalam laporan tersebut. Laporan tersebut mengacu pada siaran pers resmi Laboratorium Nasional Sandia (SNL) yang merupakan laboratorium riset dan pengembangan di bawah Departemen Energi AS.

Baca Juga

SNL dalam siaran pers tersebut menyampaikan, target awal produksi B61-13 selama tujuh bulan pertama, diperkirakan mencapai 25 persen dari seluruh unit yang akan disediakan. “Program B61-13 menggunakan program inovasi terecana dimana untuk menghasilkan selama tujuh bulan lebih cepat dari yang diharapkan lebih dari 25 persen dari seluruh unit produksi pertama,” begitu dalam laporan tersebut. 

Interesting Engineering dalam laporannya menyampaikan, B61-13 merupakan senjata nuklir terbaru AS. Dikatakan persenjataan nuklir negara-negara adi daya seperti AS dan Rusia memang menurun drastis pasca-Peran Dingin sejak 1947 sampai 1991. Namun berakhirnya Perang Dingin dua negara adi daya tersebut diyakini masih menyimpan sedikitnya 5 ribu hulu ledak berkekuatan nuklir. Dan pasca-Perang Dingin menyusul negara-negara lain yang turut coba-coba mengembangkan teknologi nuklirnya.

China dikabarkan meningkatkan sistem pertahannya nuklirnya, termasuk dengan membuat sistem pencegahan nuklir. Dan dikatakan perang yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan meluas ke seluruh Eropa. Pun dengan melihat pola diplomasi baru AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump yang cenderung melawan arus utama. “Dengan perang yang sedang berlangsung di Ukraina dan pendekatan antagonis Preside Trump terhadap kebijakan luar negeri, ketegangan semakin meningkat pesat,” ujar laporan tersebut.

Terkait dengan B61-13 sebetulnya merupakan program nuklir Paman Sam sejak 2023 lalu. Badan Keamanan Nuklir Nasional AS (NNSA) ditugaskan untuk membuat bom berdaya nuklir tersebut. B61-13 adalah bom gravitas nuklir yang penggunaannya masih konvensional alias tak memiliki penggerak mandiri. B61-13 adalah jenis senjata nuklir yang penggunaannya dijatuhkan melalui pesawat udara. Program B61-13 dikabarkan berbiaya sekitar 92 juta dolar AS, dan merupakan pengembangan dari program senjata nuklir sebelumna B61-7.

Meskipun dikatakan tak memiliki pendorong mandiri, B61-13 dilengkapi dengan sistem tail kit atau teknologi yang dapat mengarahkan dirinya sendiri ke objek yang menjadi target setelah dijatuhkan dari pesawat pengangkut. Dan yang paling mematikan dari B61-13 adalah daya ledaknya yang mencapai antara 10 sampai 360 Kiloton. Sebagai acuan, AS juga memiliki B61-12 yang memiliki daya ledak 50 Kiloton. 

Dan sebagai perbandingan, Little Boy bom atom yang dijatuhkan AS ke Hiroshima, Jepang pada 1945 berdaya ledak antara 12 sampai 18 Kiloton. Dan bom atom yang dijatuhkan ke Nagasaki berdaya ledak 18 sampai 23 ton. “Dari yang dilaporkan oleh Newsweek pada tahun 2023, B61-13, 24 kali lebih kuat dari pada bom yang menghantam Hiroshima dan Nagasaki,” begitu dalam laporan Interesting Engineering.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement