REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyatakan peningkatan pergerakan masyarakat yang mudik pada momen Lebaran 1446 Hijriyah tidak terlalu ekstrem pada puncak arus mudik. Pasalnya, masyarakat sudah mulai melakukan mudik sejak beberapa hari lalu.
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengaku, telah melakukan peninjauan ke sejumlah terminal bus untuk memantau pergerakan masyarakat yang akan mudik ke kampung halaman mereka. Dia mengakui, terjadi lonjakan penumpang sejak beberapa hari terakhir, namun tidak terlalu tinggi.
"Artinya, kita harapkan, walaupun terjadi lonjakan penumpang, lonjakan tersebut tidak ekstrem. Artinya, upaya pemerintah untuk melakukan penyebaran para pemudik ini berhasil," kata Syafrin di Jakarta, Jumat (28/3/2025).
Dia berharap puncak arus mudik dari Jakarta pada tahun ini tidak ekstrem seperti tahun lalu. Sebab, masyarakat sudah mulai berangsur mudik sebelum momen puncak arus mudik. Sehingga, jumlah pemudik menjadi terdistribusi atau tidak menumpuk di hari-hari tertentu.
Syafrin mengatakan, momen puncak arus mudik itu biasanya terjadi pada H-4 atau H-3 Lebaran. Namun, pada tahun ini, pergerakan masyarakat yang mudik sudah terpatau sejak beberapa hari sebelumnya.
Dia mencontohkan, pergerakan penumpang angkutan bus terjadi peningkatan sejak 25 Maret 2025 atau H-6 Lebaran 1446 H. Ketika itu, jumlah bus yang diberangkatkan sekitar 982 bus dari empat terminal bus AKAP dan tiga terminal bantuan di Jakarta, yang mengangkut penumpang mencapai 10 ribu orang.