Selasa 25 Mar 2025 13:34 WIB

Tentara Israel Tembak Gedung Palang Merah di Gaza, Berdalih Salah Sasaran

Militer Israel mengeklaim keliru mengidentifikasi sasaran.

Asap mengepul dari sebuah bangunan yang menjadi sasaran serangan tentara Israel di Kota Gaza.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Asap mengepul dari sebuah bangunan yang menjadi sasaran serangan tentara Israel di Kota Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Tentara Israel mengakui pasukannya telah menembaki sebuah gedung milik Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Kota Rafah, Gaza selatan pada Senin (24/3/2025) malam waktu setempat.

Dalam sebuah pernyataan, tentara Israel menjelaskan bahwa pasukannya yang beroperasi di Rafah menyerang gedung tersebut pada hari yang sama setelah "mengidentifikasi tersangka dan merasakan adanya ancaman terhadap pasukan."

Baca Juga

Tidak ada korban yang dilaporkan dalam aksi tersebut, tapi gedung ICRC mengalami kerusakan ringan.

“Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata identifikasi tersebut keliru dan gedung itu adalah milik Palang Merah,” ujar militer Israel, seraya menambahkan bahwa kejadian tersebut akan diselidiki lebih lanjut.

Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan Israel menyerbu sebuah gedung milik PBB, menewaskan satu karyawan dan melukai lima lainnya.

Sejak serbuan Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, para pekerja kemanusiaan dari berbagai organisasi telah berkali-kali menjadi sasaran serangan.

Dalam serangan terbaru ini, ICRC menegaskan di platform X bahwa kantor mereka di Rafah terkena proyektil eksplosif, meskipun sudah ditandai dengan jelas dan telah diberitahukan kepada semua pihak. Sementara pihak militer Israel berdalih pasukannya tidak mengetahui afiliasi gedung tersebut.

Tidak ada staf yang terluka, kata kelompok tersebut, tetapi serangan itu berdampak langsung pada kemampuan ICRC untuk beroperasi, katanya.

Palang Merah dengan keras mengecam serangan itu, menekankan bahwa hukum humaniter internasional memberikan perlindungan khusus kepada tenaga bantuan kemanusiaan dan medis, fasilitas medis, dan objek yang digunakan untuk operasi bantuan kemanusiaan.

“Mereka harus dihormati dan dilindungi dalam segala situasi untuk memastikan kelangsungan perawatan,” tambahnya.

Tentara Israel melancarkan kampanye udara mendadak di Jalur Gaza pada 18 Maret, menewaskan sedikitnya 730 orang dan melukai hampir 1.200 lainnya meskipun ada kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlaku sejak Januari.

Lebih dari 50 ribu warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lebih dari 113.200 orang terluka dalam serangan militer brutal Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement