REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel menggelar operasi darat secara terbatas di Jalur Gaza. Mereka ingin merebut kembali sebagian wilayah penting di daerah tersebut.
Operasi darat ini digelar sehari setelah Israel meluncurkan pengeboman udara yang menghancurkan gencatan senjata selama dua bulan.
Israel menuduh Hamas 'berulang kali' menolak untuk membebaskan sandera dan menolak tawaran dari mediator. Sebaliknya, Hamas menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara sepihak membatalkan gencatan senjata ."
Seperti dilansir CNN, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Rabu bahwa pasukannya memulai kegiatan darat yang ditargetkan di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan. Mereka ingin memperluas zona keamanan dan untuk menciptakan penyangga sebagian antara Gaza utara dan selatan."
"Sebagai bagian dari kegiatan darat, pasukan memperluas kendali mereka lebih jauh ke pusat Koridor Netzarim," kata militer.
Hamas menyebut serangan terbaru itu sebagai pelanggaran baru dan berbahaya terhadap perjanjian gencatan senjata. Pejuang Palestina itu menegaskan tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata yang ditandatanganinya dengan Israel pada bulan Januari.
View this post on Instagram