REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Negara-negara di dunia mengecam dengan tegas serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 400 orang kebanyakan anak-anak dan perempuan. Indonesia mendesak PBB dan kekuatan-kekuatan dunia untuk bertindak menghentikan kekejian tersebut.
Kemenlu Indonesia dalam lansiran di media sosial menyatakan “Serangan-serangan ini menambah serangkaian provokasi Israel yang terus menerus yang mengancam gencatan senjata dan melemahkan prospek negosiasi damai menuju Solusi Dua Negara.”
“Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan untuk menghentikan serangan Israel dan menyerukan semua pihak untuk memulihkan gencatan senjata untuk mencegah jatuhnya korban sipil lebih lanjut.”
Duta Besar Palestina Riyad Mansour mengatakan kepada PBB bahwa “kehidupan mulai menang atas kematian” sebelum Israel membatalkan perjanjian gencatan senjata. “Seharusnya tidak ada keputusan sepihak, mementingkan diri sendiri, dan tidak bertanggung jawab sebagai alasan untuk melanggar gencatan senjata,” katanya.
“Meskipun pemerintahan Trump memprioritaskan pembebasan sandera, terbukti bahwa kekhawatiran [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu terhadap kelangsungan politiknya jauh melebihi kekhawatirannya terhadap kelangsungan hidup para sandera.”
Indonesia strongly condemns Israel’s renewed attacks on Gaza (17/3), which have killed at least 232 civilians, including children, during the holy month of Ramadan.#IndonesianWay
— MoFA Indonesia (Kemlu_RI) March 18, 2025
Mansour menegaskan kembali perlunya solusi dua negara, rekonstruksi Gaza, dan tekanan pada Israel untuk menyetujui gencatan senjata permanen dan mengakhiri pendudukan. “Ini adalah momen bersejarah, di mana setiap orang harus memilih di mana mereka berdiri, dan visi apa yang ingin mereka wujudkan,” katanya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Ankara akan meningkatkan upaya diplomatiknya untuk menghentikan “pembantaian” Israel di Gaza. Erdogan menambahkan bahwa negaranya akan berupaya menciptakan ketenangan dan memulihkan gencatan senjata di Gaza.
“Mereka yang bertanggung jawab atas kebrutalan kematian lebih dari 400 saudara kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap tetes darah yang mereka tumpahkan,” katanya. “Rezim Zionis sekali lagi menunjukkan bahwa mereka adalah negara teror yang memakan darah, nyawa dan air mata orang-orang tak berdosa dengan serangan brutalnya di Gaza tadi malam.”
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Kaja Kallas mengatakan Israel harus kembali melakukan perundingan.
"UE menyesalkan gagalnya gencatan senjata di Gaza dan tewasnya warga sipil, termasuk anak-anak, akibat serangan udara Israel. Israel harus mengakhiri operasi militernya dan melanjutkan masuknya bantuan kemanusiaan dan listrik ke Gaza. Hamas harus segera membebaskan semua sandera," kata Kallas dalam postingan media sosialnya.

"Palestina dan Israel sangat menderita selama satu setengah tahun terakhir. Dimulainya kembali perundingan dan kemajuan menuju fase kedua (gencatan senjata di Gaza) adalah satu-satunya jalan ke depan."
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah menyatakan “keprihatinan besar” setelah serangan udara Israel yang paling intens di Gaza sejak gencatan senjata yang rapuh mulai berlaku. “Berakhirnya gencatan senjata di Gaza karena serangan besar-besaran Israel menimbulkan kekhawatiran besar,” katanya.
“Gambaran tentang pembakaran tenda di kamp-kamp pengungsi sangat mengejutkan. Anak-anak yang melarikan diri dan para pengungsi internal tidak boleh digunakan sebagai pengaruh dalam negosiasi.”
Uni Emirat Arab mengutuk serangan Israel di Gaza yang menewaskan ratusan orang. “UEA mengutuk keras serangan udara Israel di Jalur Gaza, yang menyebabkan kematian dan cederanya ratusan warga Palestina, yang merupakan pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada bulan Januari,” kata Kementerian Luar Negeri UEA dalam sebuah pernyataan.
“UEA memperingatkan konsekuensi dari setiap eskalasi militer yang mengancam akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa tak berdosa dan memperburuk bencana kemanusiaan di Jalur Gaza,” tambahnya. “UEA telah meminta komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk menghentikan eskalasi, menegaskan pentingnya menerapkan upaya segera untuk mencapai gencatan senjata dan melindungi warga sipil.”