REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Liverpool Arne Slot menjalani delapan bulan nyaris sempurna untuk kemudian kehilangan peluang meraih dua trofi dalam interval lima hari. The Reds tersingkir pada babak 16 besar Liga Champions, kalah adu penalti dari Paris Saint-Germain pada Rabu (12/3/2025) dini hari WIB. Liverpool kemudian tumbang pada final Piala Liga Inggris pada Senin (17/3/2025) dini hari WIB, padahal dalam posisi lebih diunggulkan.
Kenyataan pahit ini dihadapi pelatih asal Belanda itu dengan besar hati. Ia tidak ingin membiarkan kekalahan 1-2 di final di Piala Liga Inggris dari Newcastle United menjadi krisis besar-besaran di tengah upaya mengejar gelar juara Liga Primer Inggris.
Namun, meskipun dua peluang untuk meraih trofi telah menguap, keunggulan 12 poin yang meyakinkan di puncak Liga Primer Inggris memastikan Slot tidak dalam mode panik.
"Kami di sini, salah satu klub terbesar di dunia, Liverpool. Ini bukan pertama kalinya dalam sejarah mereka atau dalam dua musim terakhir mereka kalah dalam dua pertandingan. Ini bagian dari bermain sepak bola," katanya kepada wartawan di Stadion Wembley.
Ia mengakui ini pekan yang sulit bagi Liverpool, tapi di sisi lain juga positif. Liverpool memperlebar keunggulan di Liga Primer Inggris menjadi 12 poin dari kemungkinan 10.
"Jadi, tidak semuanya negatif, tetapi, ya, dua pertandingan terakhir jelas bukan seperti yang kami inginkan," kata dia.
Liverpool bermain tanpa semangat sejak peluit pertama di Wembley. Energi serta tekanan yang menjadi ciri khas mereka sejauh ini tidak terlihat, berbeda dengan Newcastle, yang tampaknya memaksimalkan dukungan melimpah dari para penggemar mereka yang memadati stadion legendaris Inggris tersebut.
Tim asuhan Slot hanya mampu bertahan setelah gol dari Dan Burn dan Alexander Isak di setiap babak memberi Newcastle keunggulan yang nyaman. Federico Chiesa pada waktu tambahan sempat menghidupkan asa, tapi Newcastle berhasil menanganinya dengan baik untuk memastikan kemenangan.
Meskipun Slot enggan menerima kekalahan timnya, ia mengakui Liverpool pantas kalah dari Newcastle. Menurutnya, Newcastle telah berhasil memaksakan permainan berjalan sesuai keinginan mereka.
"Saya lebih suka melihat bagaimana permainan berlangsung dan permainan ini berjalan persis seperti yang mereka inginkan. Pertarungan dengan banyak duel dan banyak duel udara. Dan jika kami bermain 10 kali pertandingan sepak bola udara melawan mereka, mereka menang sembilan kali karena mereka adalah tim yang lebih kuat di udara daripada kami," kata dia.
View this post on Instagram