Kamis 13 Mar 2025 23:13 WIB

Sejumlah Pakar Rumuskan Strategi Nasional Kembangkan Kecerdasan Digital di Indonesia

Rektor ITB menekankan pentingnya menciptakan masyarakat cerdas.

Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Prof. Suhono Harso Supangkat.
Foto: Dok. Republika
Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Prof. Suhono Harso Supangkat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Prof. Suhono Harso Supangkat menekankan pentingnya kecerdasan buatan sebagai pilar utama dalam strategi pembangunan nasional. la menguraikan bagaimana Al dapat diintegrasikan dalam berbagai sektor seperti kesehatan, pertanian, transportasi, dan pertahanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Pengembangan Al harus dilakukan secara sistematis dengan dukungan infrastruktur digital yang kuat," katanya saat webinar bertajuk 'Membangun Kecerdasan Indonesia: Transformasi Digital Bermakna' sebagai bagian dari Program Magister Smart X, Kamis (6/3/2025) dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (13/3/2025).

Baca Juga

Dalam sambutannya, Rektor Institut Teknologi Bandung Prof. Tatacipta Dirgantara menyoroti perlunya redefinisi kecerdasan di tingkat individu, sosial, dan nasional. la menekankan pentingnya menciptakan masyarakat yang cerdas melalui sinergi antara manusia dan teknologi. Dia juga mendorong peran manusia sebagai arsitek utama dalam transformasi digital, bukan lagi hanya sebagai pengguna teknologi.

"ITB berkomitmen berkontribusi dalam pengembangan inovasi melalui riset dan pendidikan yang adaptif," ujarnya.

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid diwakili oleh Yustina Dwiratna menguraikan strategi nasional dalam mempercepat transformasi digital. Dengan penetrasi internet yang mencapai 79 persen populasi, tantangan utama yang dihadapi adalah kesenjangan digital di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). la menegaskan perlunya investasi pada infrastruktur digital, peningkatan keterampilan talenta digital, serta ekosistem keamanan siber yang lebih baik.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. Brian Yuliarto dalam rekaman presentasinya menyoroti strategi Kementerian Pendidikan Tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang kompetitif di era digital. la menekankan pentingnya modernisasi kurikulum dengan Al dan ilmu data, serta mendorong investasi riset yang lebih besar agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen inovasi digital.

Dewan Pakar Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas APIC Tauhid Nur Azhar membahas konsep kecerdasan kolektif dalam membangun ekosistem cerdas yang berkelanjutan. la menggarisbawahi Al tidak hanya sekadar teknologi, tetapi juga sebuah sistem yang harus dikembangkan dengan pendekatan holistik.

"Al dapat memainkan peran besar dalam kesehatan, pendidikan, dan berbagai sektor lain, namun harus dikelola secara etis dan inklusif," katanya.

Webinar ini menjadi platform diskusi penting dalam merumuskan strategi pengembangan kecerdasan digital di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri diharapkan dapat menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung kemajuan bangsa.

Diskusi yang berlangsung secara daring ini menghadirkan pakar dari berbagai bidang untuk mengupas strategi nasional dalam mengembangkan kecerdasan buatan (Al), digitalisasi, dan inovasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta pembangunan berkelanjutan. Masing-masing pembicara menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan ekosistem kecerdasan nasional yang tangguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement