Rabu 26 Feb 2025 03:36 WIB

Sandiaga Gelar Pelatihan Modern Pakai Metode Pertanian Purba

Program pelatihan mengutamakan pengembangan kearifan lokal bagi kelompok Bumdes.

Pelatihan bertajuk Petani Zaman Now: Menggali Kearifan Purba Menciptakan Peluang Kerja yang diikuti petani lokal.
Foto: Republika.co.id
Pelatihan bertajuk Petani Zaman Now: Menggali Kearifan Purba Menciptakan Peluang Kerja yang diikuti petani lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Indonesia Setara (YIS) menggelar pelatihan pertanian di Saung Meeting Tani, Desa Gresik, Kecamatan Ciawi Gebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada Ahad (23/2/2025). Pelatihan bertajuk 'Petani Zaman Now: Menggali Kearifan Purba Menciptakan Peluang Kerja' tersebut disampaikan pendiri YIS, Sandiaga Salahuddin Uno yang bertujuan untuk memberdayakan petani lokal.

"Kami berkomitmen untuk membangun rantai bisnis yang kuat di sektor pertanian, dari hulu hingga hilir, agar para petani bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar dari hasil pertaniannya," ujar Sandiaga dalam siaran tertulis di Jakarta pada Selasa (25/2/2025).

Meski kini tidak lagi berada di pemerintahan, Sandiaga mengaku, tetap fokus pada hal yang penting, yaitu menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat. Salah satunya dengan membuka ruang kolaborasi antara berbagai pihak, seperti ESPAS Indonesia dan Bumdes-Bumdes Kabupaten Kuningan, dalam kegiatan ini.

"Saya sekarang banyak waktu untuk berada di tengah masyarakat, menciptakan peluang ekonomi dan kerja. Saya berharap dengan kolaborasi ini, kesempatan ekonomi bagi masyarakat, khususnya para petani semakin terbuka," ucap mantan menparekraf tersebut.

Sandiaga pun menegaskan, program itu tidak hanya memberikan pelatihan teknis pertanian, tetapi juga membangun jejaring bisnis yang memungkinkan petani untuk mengolah hasil pertanian mereka menjadi produk bernilai tambah. "Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas bagi petani," kata Sandiaga.

Program pelatihan itu mengutamakan pengembangan kearifan lokal dengan membagi peserta dalam sembilan kelompok Bumdes. Setiap kelompok akan mengembangkan potensi daerah mereka masing-masing dan menjalani pendampingan dalam setiap tahapan pertanian, mulai dari pembibitan, persiapan tanam, pemupukan dan perawatan, hingga panen dan olahan pangan.

Sandiaga berharap, dengan adanya program tersebut, para petani akan semakin termotivasi untuk mengembangkan pertanian secara mandiri dan berkelanjutan. "Kami ingin sektor pertanian menjadi mesin pencipta lapangan pekerjaan yang tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga memperkuat perekonomian daerah," kata Sandiaga.

Sementara itu, trainer dari Aplikator Mikro Organisme Lokal Deden Lesmana, menjelaskan, pelatihan yang diadakan mencakup berbagai aspek, mulai pembuatan benih berkualitas, pembuatan pupuk organik, hingga penggunaan obat pengendalian hama secara alami. Selain itu, peserta juga dibekali pengetahuan praktis dalam mengelola berbagai jenis tanaman, seperti cabai, singkong, jambu kristal, dan tomat.

Teknik pertanian yang diajarkan dalam pelatihan adalah metode pertanian, yang sudah digunakan sejak zaman dahulu dan terbukti ramah lingkungan serta berkelanjutan. "Metode pertanian purba yang kami ajarkan sangat selaras dengan alam. Dengan cara ini, kita menjaga keseimbangan ekosistem dan meminimalisir kerusakan lingkungan," kata Deden.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement