REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Singapura kemarin mengajukan APBN 2025. Menariknya, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong tampil di Instagram resminya untuk menjelaskan secara singkat apa saja program pemerintah untuk rakyat Singapura tahun ini. Hal ini terlihat dari laman IG @lawrencewongst dalam dua hari terakhir.
Kemarin, PM Wong mengatakan APBN 2025 Singapura berfokus pada beberapa hal Utama. Pertama adalah memberikan bantuan biaya hidup kepada keluarga yang membutuhkan, kelompok lanjut usia, kelompok disabilitas dan para perawatnya. Secara umum, Singapura memang dikenal sebagai salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia.
Kemudian, pemerintah Singapura juga mengarahkan APBN nya untuk membuka lebih banyak lagi lapangan kerja, meningkatkan kualitas pekerja. Kemudian, pemerintah Singapura juga berkomitmen untuk membangun kota yang ramah lingkungan.
Selain hal-hal ini, PM Wong juga mengatakan ada beberapa bantuan insentif untuk pebisnis dan bantuan sosial warga Singapura. Untuk pebisnis, dijanjikan untuk mendapat pengembalian pajak korporat (semacam restitusi) "Ini untuk membantu Anda mengatasi tekanan biaya," kata Lawrence, Rabu (19/2/2025).
Kepada rumah tangga, pemerintah Singapura juga memberikan sejenis kupon bantuan tunai senilai 800 dolar Singapura. Untuk warga Singapura berusia 21 tahun ke atas juga akan mendapat kupon serupa senilai 600 dolar Singapura. Bahkan untuk lansia berusia 60 tahun ke atas mendapat tambahan kupon senilai 200 dolar Singapura.
"Anda dapat menggunakannya di supermarket, toko-toko sekitar rumah, dan penjual kaki lima yang berpartisipasi dalam program ini," kata Lawrence. Unggahan PM Wong ini mendapat ribuan respons dari warganet Singapura. "
Jumlah penduduk di Singapura memang tidak banyak. Amat jauh bila dibandingkan dengan negara tetangganya. Per 2024, jumlah penduduk kota berlambang merlion itu sekitar 5,8 juta jiwa. Ini setara dengan jumlah penduduk di Provinsi Sumatra Barat saat ini.
Namun, secara pendapatan per kapita, Singapura jauh melesat jauh dari tetangganya.Saat ini pendapatan per kapita warga Singapura mencapai 89 ribu dolar AS per tahun 2024. Sementara Indonesia baru mencapai 4.900 dolar AS.
Perdana Menteri Wong menambahkan, berbagai program bantuan ini diberikan agar ekonomi Singapura tetap kuat, kompetitif, dan bisa membuka lapangan kerja lebih banyak. "Memberikan lebih banyak peluang bagi warga Singapura," kata dia. Pertumbuhan ekonomi Singapura pada tahun lalu mencapai 4,4 persen, lebih tinggi dari target sebesar empat persen.
Situasi di Singapura agak berbeda dengan dua negara tetangganya. Vietnam dan Indonesia, misalnya, saat ini sedang melakukan penghematan besar-besaran. Presiden Prabowo Subianto mengatakan dua kali tahap penghematan berhasil mendapat Rp 750 triliun, yang sebagiannya akan diberikan untuk membiayai Badan Pengelola Danantara, membiayai program Makan Bergizi Gratis di seluruh Indonesia, dan lainnya. Namun dampak penghematan ini meluas ke berbagai sector seperti beasiswa, anggaran infrastruktur, anggaran pelatihan olahraga, hingga ke operasional komisi-komisi negara.