Ahad 16 Feb 2025 13:28 WIB

Tahanan Palestina yang Dibebaskan Tiba di Gaza Selatan, Luka-Luka dan tak Bisa Berdiri

Krisis kemanusiaan masih berlangsung di Gaza.

Pejuang Palestina ke lokasi penyerahan sandera Agam Beger di kamp pengungsi Jabalya di Kota Gaza, Kamis 30 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Mohammed Hajjar
Pejuang Palestina ke lokasi penyerahan sandera Agam Beger di kamp pengungsi Jabalya di Kota Gaza, Kamis 30 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Sekelompok tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel tiba di Khan Younis, Gaza Selatan, dengan bus pada Sabtu (15/2). Warga Gaza yang dibebaskan langsung dibawa ke Rumah Sakit Eropa di Khan Younis untuk menjalani pemeriksaan medis.

Menurut Kantor Media Tahanan Palestina, salah satu tahanan, Nader Jamal Hussein dari kamp pengungsi Jabalia, dibawa ke rumah sakit dengan ambulans.

Baca Juga

Hussein dilaporkan mengalami luka dan memar yang terlihat di wajah serta tubuhnya. Sumber medis yang dikutip Anadolu menyebut bahwa Hussein tidak bisa berdiri dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Pembebasan tersebut merupakan bagian dari gelombang keenam dalam kesepakatan pertukaran tahanan yang masih berlangsung.

Pada Sabtu (15/2) pagi, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, dan sayap militer Jihad Islam, Brigade Al-Quds, membebaskan tiga sandera Israel, termasuk dua warga negara ganda berkewarganegaraan Amerika dan Rusia di Khan Younis, Gaza Selatan.

Sebagai balasannya, Israel membebaskan 369 tahanan Palestina, termasuk 36 orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 333 lainnya yang ditahan dari Gaza setelah 7 Oktober 2023.

Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari, menghentikan serangan Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta meninggalkan wilayah tersebut dalam kondisi porak-poranda.

Kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hamas bakal berlangsung dalam tiga fase. Pada fase pertama, Hamas bakal membebaskan 33 tawanan. Sebagai gantinya Israel harus melepaskan 1.900 tahanan Palestina. 

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas bakal berlangsung selama 90 hari. Jika kesepakatan berjalan mulus, Israel bakal mundur sepenuhnya dari Gaza dan Hamas akan membebaskan semua warga Israel yang menjadi tawanan. Jasad dari tawanan yang terbunuh akibat serangan Israel juga bakal dikembalikan. 

Agresi Israel ke Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 48 ribu warga Palestina di sana terbunuh. Saat ini krisis kemanusiaan masih berlangsung di Gaza karena sebagian besar infrastruktur-infrastruktur vital, seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, telah hancur terhantam serangan Israel.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement