Rabu 12 Feb 2025 16:51 WIB

Erdogan: Turki dan Indonesia akan Bangun Gaza

Erdogan menegaskan biaya pembangunan Gaza harus ditanggung pihak penghancurnya.

Indonesian President Prabowo Subianto, left, walks with Turkey
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Indonesian President Prabowo Subianto, left, walks with Turkey

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji sikap Indonesia terhadap masalah Palestina pada konferensi pers bersama dengan timpalannya, Prabowo Subianto di Istana Bogor. Ia menyatakan niat negaranya untuk “terus bekerja sama dengan Indonesia dalam rekonstruksi Gaza”.

Ia juga memperbarui seruannya untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Erdogan juga menegaskan bahwa negara-negara lain di kawasan tidak akan mampu mencapai stabilitas sampai Gaza dan Palestina menemukan perdamaian.

Baca Juga

“Total kerusakan yang disebabkan oleh serangan Israel selama 15 bulan hampir mencapai 100 miliar dolar AS. Menurut prinsip hukum, kerugian ini harus dipungut dari pelakunya,” ujarnya merujuk pada Israel.

Pada hari yang sama, Raja Yordania Abdullah II pada Rabu menegaskan tetap menolak pengusiran warga dari Gaza dan pencaplokan wilayah tersebut. Hal ini disampaikan setelah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.

Raja Yordania kembali menyampaikan penolakannya yang kuat terhadap perpindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat melalui platform X setelah ia bertemu dengan Trump di Gedung Putih, di mana presiden AS membela proposalnya untuk mengembangkan Jalur Gaza setelah memindahkan penduduknya ke negara lain.

Perdana Menteri Yordania Jaafar Hassan mengatakan bahwa posisi negaranya terhadap rencana Trump sudah jelas dan tegas: tidak akan ada penyelesaian, tidak ada pengungsian, dan tidak ada solusi yang mengorbankan Palestina. Dia menambahkan bahwa Yordania bekerja sama dengan negara-negara Arab untuk merumuskan “posisi Arab bersatu” untuk membangun kembali Jalur Gaza.

Raja Abdullah II kemudian mengatakan bahwa dia telah menegaskan kembali “posisi teguh” Yordania terhadap pengungsian warga Palestina di Gaza, serta di Tepi Barat yang berbatasan dengan negaranya. “Ini adalah posisi Arab yang bersatu,” katanya dalam sebuah postingan di Twitter/X. “Membangun kembali Gaza tanpa menggusur warga Palestina dan mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan harus menjadi prioritas bagi semua orang.”

Dia menambahkan setelah pembicaraannya dengan Trump: "Saya menekankan bahwa komitmen pertama saya adalah terhadap Yordania, stabilitasnya, dan kesejahteraan rakyat Yordania," dan menjelaskan bahwa menolak pengungsian warga Palestina adalah sikap umum Arab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement