REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jalan sepanjang 100 kilometer di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengalami kerusakan dan perlu perbaikan. Musim penghujan menjadi penyebab utama rusaknya ruas jalan provinsi.
"Penurunan kita itu dari 91,47 persen kondisi mantap, itu penurunannya empat persen, jadi sekitar 100 kilo(meter). Itu akumulasi," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK) Provinsi Jateng, Hanung Triyono, ketika diwawancara di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa (11/2/2025).
Dia menambahkan, jalanan provinsi yang mengalami kerusakan tersebar di berbagai daerah. Paling parah di Jepara (Kecamatan) Keling, daerah Wiradesa (dan) Kajen di (Kabupaten) Pekalongan, dan juga Wonogiri. "Yang lain kita lakukan penambalan secara rutin," ucapnya.
Hanung menjelaskan, hujan intens yang melanda Jateng selama beberapa pekan terakhir menjadi salah satu penyebab rusaknya jalan. Hujan diketahui menyebabkan sejumlah daerah di provinsi tersebut mengalami banjir. "Karena aspal kalau terendam itu kan pasti rusak. Pantura kan yang rusak aspal semua karena terendam air," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng akan fokus melakukan perbaikan di 100 kilometer jalan yang mengalami kerusakan. "100 kilometer yang harus kita lakukan percepatan penambalan. Selain itu kita juga kita harus mempertahankan kondisi (jalan yang tidak rusak). Jadi berbarengan," kata Hanung.
Dengan adanya kerusakan jalan di sejumlah titik, Hanung mengimbau masyarakat Jateng lebih waspada dan berhati-hati ketika melakukan perjalanan. "Saat ini juga musim hujan. Lubang tidak kelihatan kalau hujan karena tertutup air. Mudah-mudahan masyarakat juga menyadari dan meningkatkan kehati-hatiannya," ujarnya.
View this post on Instagram