REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi melarang sekolah melaksanakan kegiatan study tour hingga melakukan jual beli buku lembar kerja siswa (LKS). Ia pun meminta Dinas Pendidikan Jawa Barat tidak membebani guru untuk mengurus laporan administratif ke depan.
"Tidak ada lagi pikinik sekolah, saya gak mau. Piknik mah di rumah masing-masing, terus yang berikutnya suka ada tuduhan jual LKS segala macam yang itu dihindari gak usah," ucap Dedi seperti dikutip di media sosialnya saat bertemu dengan jajaran Pemprov Jabar.
Dedi meminta agar sekolah tidak menjual buku LKS dan seragam sekolah. Ia meminta sekolah menyerahkan urusan pembelian seragam ke orang tua siswa.
"Seragam sekolah jangan disiapkan sekolah suruh siswa beli masing-masing, ribut mancing omongan, sudah jangan cari penyakit duitnya tidak seberapa untungnya kecil jadi omongnya gak berhenti berhenti," kata dia.
Apabila harga seragam mahal, Dedi menyerahkan hal itu kepada orang tua siswa. Ia pun meminta agar sekolah tidak membebani guru melalui laporan-laporan yang harus dibuat melalui aplikasi.
"Saya minta dinas pendidikan, guru jangan terlalu banyak aplikasi pusing. Tugas guru mengajar bukan bikin laporan. Saya gubernur disuruh bikin laporan tidak sanggup saya orang merdeka. Pokoknya guru-guru fokuskan belajar," ungkap dia.
Termasuk untuk kenaikan pangkat guru, ia meminta agar dinas pendidikan menunjuk konsultan untuk membantu guru. Termasuk menunjuk pegawai non guru untuk membantu adminsitratif. "Konsultan ditunjuk untuk membantu guru," kata dia.
View this post on Instagram