Senin 27 Jan 2025 20:19 WIB

Solusi Jitu Lawan Ancaman Siber Ala Cyber University

Setiap organisasi harus memiliki pedoman jelas perlindungan sistem keamanan siber.

Rektor Cyber University Gunawan Witjaksono membekali peserta Indonesia Enterprise Risk Management Award VII 2025 dengan wawasan tentang bagaimana membangun benteng pertahanan yang kokoh di era digital.
Foto: Cyber University
Rektor Cyber University Gunawan Witjaksono membekali peserta Indonesia Enterprise Risk Management Award VII 2025 dengan wawasan tentang bagaimana membangun benteng pertahanan yang kokoh di era digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah memaparkan ancaman dan dampak menakutkan dari serangan siber, Gunawan Witjaksono, Rektor Cyber University, langsung tancap gas memberikan langkah-langkah strategis untuk menghadapi ancaman siber ini.

Sebagai keynote speaker di Indonesia Enterprise Risk Management Award VII 2025, yang digelar di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (16/1/2025), Gunawan membekali peserta dengan wawasan tentang bagaimana membangun benteng pertahanan yang kokoh di era digital.

Baca Juga

1. Penilaian risiko itu wajib, bukan opsi

Gunawan menekankan pentingnya melakukan penilaian risiko secara menyeluruh. “Kenali celah keamanan, prioritaskan yang paling rawan, dan jangan pernah menunda penanganannya. Semakin cepat perusahaan menyadari potensi titik lemah, semakin kecil kemungkinan hacker bisa berpesta pora,” katanya, dalam acara tersebut.

2. Kebijakan dan prosedur bukan hanya pajangan

Setiap organisasi harus memiliki pedoman jelas untuk perlindungan sistem. Setiap langkah, mulai dari pengelolaan password hingga kebijakan akses data, harus tertulis dan diterapkan. Regulasi tanpa implementasi ibarat memiliki alarm mobil yang tidak pernah dinyalakan.

3. Pelatihan dan kesadaran, bukan sekadar seminar kantoran

"Karyawan adalah garda terdepan," kata Gunawan penuh semangat. Ia mengingatkan bahwa edukasi soal praktik terbaik keamanan siber harus berkelanjutan. Dengan pelatihan yang tepat, setiap individu di perusahaan bisa menjadi tameng pertama melawan serangan.

4. Teknologi bukan sekadar alat, tapi juga strategi

Gunawan juga menyebut bahwa teknologi canggih seperti firewall, sistem deteksi intrusi (IDS), dan enkripsi data adalah kunci melindungi aset digital. Namun, penggunaan teknologi tanpa strategi yang tepat hanya akan menjadi investasi mahal tanpa hasil.

"Kunci dari manajemen risiko siber adalah kombinasi manusia yang terlatih, kebijakan yang tegas, dan teknologi yang tangguh," tutupnya. Strategi ini, menurutnya, adalah perisai yang akan membuat perusahaan tidak hanya bertahan, tetapi juga unggul di medan perang digital.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara memitigasi risiko siber, diharapkan perusahaan-perusahaan Indonesia mampu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih aman dan tangguh menghadapi tantangan teknologi masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement