REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok-kelompok perlawanan menyampaikan kebanggaan pada warga Palestina, khususnya Gaza seturut gencatan senjata yang telah tercapai semalam. Mereka menilai gencatan ini adalah kemenangan warga Gaza di hadapan pemusnahan massal.
Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) telah merilis pernyataan singkat merayakan perjanjian gencatan senjata. “Gaza mengalahkan genosida,” kata kelompok sayap kiri tersebut. “Hidupkan perlawanan. Hiduplah di pelukan rakyat kami yang teguh.”
Setelah gencatan senjata yang disepakati Israel dan Hamas rencananya akan diberlakukan pada Ahad. Warga Palestina di Gaza sejauh ini telah kehilangan puluhan ribu orang syuhada serta banyak lagi yang tidak memiliki rumah untuk kembali.
Aljazirah melansir, hingga hari ini, perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 46.707 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Sementara 1.600 keluarga dihapuskan dari catatan sipil. Sebanyak 17.841 anak terbunuh, dan 44 orang meninggal karena kekurangan gizi.
Delapan orang, termasuk tujuh anak-anak, syahid akibat hipotermia. Sebanyak 12.298 wanita terbunuh, 1.068 petugas medis syahid, 202 jurnalis syahid, 109.274 orang luka-luka. Selain itu 35.074 anak kehilangan kedua orang tuanya, 161.600 unit rumah hancur total, serta 34 rumah sakit tidak lagi beroperasi.
Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnes Callamard mengatakan bahwa meskipun perjanjian gencatan senjata mungkin memberikan secercah harapan bagi warga Palestina, hal ini “sangat terlambat”. Callamard menyerukan kegagalan komunitas internasional dalam menekan Israel untuk memenuhi kewajiban hukumnya dan mengizinkan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza.
“Bagi warga Palestina yang telah kehilangan begitu banyak, tidak ada yang bisa dirayakan ketika tidak ada jaminan bahwa mereka akan mendapatkan keadilan dan reparasi atas kejahatan mengerikan yang mereka derita,” kata Callamard dalam sebuah pernyataan semalam.
“Kecuali akar penyebab konflik ini diatasi, masyarakat Palestina dan Israel tidak akan bisa berharap akan masa depan yang lebih cerah yang dibangun berdasarkan hak, kesetaraan, dan keadilan. Israel harus membongkar sistem brutal apartheid yang diterapkannya untuk mendominasi dan menindas warga Palestina dan mengakhiri pendudukan ilegalnya di Wilayah Pendudukan Palestina untuk selamanya.”