Senin 13 Jan 2025 15:05 WIB

Perpustakaan Perguruan Tinggi: Tempat Kembangkan Pemikiran Kritis dan Sebarkan Pengetahuan

Perpustakaan perguruan tinggi lebih dari sekadar tempat untuk meminjam buku.

Perpustakaan perguruan tinggi lebih dari sekadar tempat untuk meminjam buku.
Foto: UNM
Perpustakaan perguruan tinggi lebih dari sekadar tempat untuk meminjam buku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan perguruan tinggi lebih dari sekadar tempat untuk meminjam buku. Di balik koleksi buku dan deretan rak yang penuh informasi, perpustakaan merupakan ruang yang mendukung pengembangan pemikiran kritis, riset ilmiah dan pertumbuhan intelektual mahasiswa dan dosen. Sebagai jantung dari kehidupan akademik di kampus, perpustakaan berfungsi sebagai pusat pengetahuan yang memfasilitasi pembelajaran, penelitian, serta inovasi di berbagai bidang ilmu.

Bagi mahasiswa, perpustakaan adalah salah satu tempat utama untuk menggali ilmu lebih dalam. Di sini, mereka tidak hanya menemukan buku teks yang dibutuhkan untuk kuliah, tetapi juga berbagai referensi ilmiah, jurnal, dan artikel yang memperluas wawasan mereka tentang topik yang sedang dipelajari.

Baca Juga

Menurut Nur Zainah, pustakawan Universitas Nusa Mandiri, koleksi yang lengkap dan terorganisir dengan baik di perpustakaan memungkinkan mahasiswa untuk memperoleh informasi terkini dalam bidang keilmuan yang mereka tekuni, serta memberi mereka dasar yang kokoh untuk menyusun tugas, makalah, atau bahkan tesis.

“Selain itu, perpustakaan perguruan tinggi seringkali menjadi ruang yang mendukung kreativitas. Tidak jarang mahasiswa menemukan inspirasi dari bahan bacaan yang mereka temui di perpustakaan, yang kemudian mendorong mereka untuk berpikir lebih jauh dan lebih kritis tentang masalah yang ada di masyarakat,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Rabu (8/1/2025).

Ia menegaskan dengan memanfaatkan koleksi buku dan jurnal yang ada, mahasiswa dapat menggali lebih dalam berbagai perspektif dan teori dalam bidang studi mereka, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menghasilkan ide-ide baru yang segar dan inovatif.

“Keberadaan perpustakaan bukan hanya tentang buku dan bahan ajar saja, banyak perpustakaan perguruan tinggi yang juga berfungsi sebagai pusat kegiatan akademik lainnya. Misalnya, beberapa perpustakaan rutin mengadakan seminar, lokakarya, dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi mahasiswa,” terangnya.

Dalam acara-acara semacam itu, Zainah menjelaskan bahwa mahasiswa dilatih untuk lebih cermat dalam memilih, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang mereka peroleh, sebuah keterampilan penting di dunia yang penuh dengan data dan informasi yang terus berkembang.

“Perpustakaan juga memiliki peran penting dalam mendukung penelitian. Dosen dan peneliti sering mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan referensi guna melanjutkan penelitian mereka. Dengan akses yang lebih mudah ke berbagai jurnal ilmiah dan publikasi internasional, perpustakaan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan riset yang lebih lanjut,” bebernya.

Ia menyampaikan keberadaan perpustakaan sebagai penyedia literatur yang berkualitas juga memastikan bahwa penelitian yang dilakukan tetap relevan dan berbasis pada pengetahuan yang mutakhir.

Di samping itu, katanya perpustakaan juga menjadi tempat untuk menjaga dan melestarikan hasil-hasil penelitian yang ada. Skripsi, tesis, dan disertasi yang dihasilkan oleh mahasiswa tidak hanya disimpan di rak perpustakaan, tetapi juga digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut oleh mahasiswa angkatan berikutnya.

“Dengan menyimpan karya ilmiah ini, perpustakaan tidak hanya melestarikan pengetahuan yang sudah ada, tetapi juga memberikan kesempatan bagi generasi penerus untuk memanfaatkannya sebagai landasan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Tantangan utama yang dihadapi oleh perpustakaan perguruan tinggi, tegasnya tentang bagaimana mengelola koleksi yang terus berkembang seiring waktu. Sebagai lembaga yang menyimpan ribuan koleksi, perpustakaan harus memiliki sistem pengelolaan yang canggih untuk memastikan setiap bahan ajar dapat ditemukan dengan mudah. Sistem klasifikasi yang baik, pengarsipan digital, dan layanan peminjaman yang efisien menjadi hal yang sangat penting dalam memastikan perpustakaan dapat tetap berfungsi optimal.

“Meskipun saat ini banyak informasi yang bisa diakses melalui internet, koleksi fisik yang ada di perpustakaan tetap memiliki nilai tersendiri. Buku langka, laporan penelitian, atau hasil-hasil karya ilmiah yang hanya tersedia dalam bentuk cetak tetap menjadi sumber pengetahuan yang tak tergantikan. Keberadaan koleksi fisik ini menunjukkan bahwa meskipun digitalisasi semakin berkembang, perpustakaan tetap memiliki peran yang tak ternilai dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan,” paparnya.

Ia mengatakan perpustakaan perguruan tinggi juga seringkali berinovasi untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan penggunanya. Di beberapa kampus, perpustakaan telah menyulap ruang-ruang baca menjadi area yang lebih interaktif dan fleksibel, memungkinkan mahasiswa untuk berdiskusi atau bekerja kelompok dengan nyaman.

“Fasilitas seperti ruang diskusi, akses Wi-Fi, serta tempat untuk mengerjakan tugas secara individual maupun kelompok, menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang tidak hanya mendukung pembelajaran, tetapi juga meningkatkan kolaborasi antar mahasiswa,” ungkapnya.

Dengan segala peran dan manfaatnya, ujar Zainah perpustakaan perguruan tinggi tetap menjadi pilar penting dalam dunia pendidikan tinggi. Dari menyediakan koleksi bahan ajar yang relevan, mendukung penelitian, hingga menjadi tempat yang mendorong pengembangan pemikiran dan kreativitas, perpustakaan adalah ruang yang terus menghidupi dan menginspirasi dunia akademik.

“Perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya menjadi penjaga pengetahuan, tetapi juga menjadi tempat bagi mahasiswa dan dosen untuk terus belajar, berkembang, dan menciptakan inovasi yang dapat memberi dampak positif bagi masyarakat dan dunia,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement