Rabu 01 Jan 2025 20:12 WIB

Gunung Semeru Erupsi 10 Kali di Awal Tahun 2025

Gunung Semeru menunjukkan peningkatan aktivitas.

Warga melintasi jalur Curah Kobokan saat asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (28/12/2024). Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terjadi erupsi pada pukul 05:21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak atau kurang lebih 4376 m di atas permukaan laut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Foto: ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Warga melintasi jalur Curah Kobokan saat asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (28/12/2024). Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terjadi erupsi pada pukul 05:21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak atau kurang lebih 4376 m di atas permukaan laut, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tercatat mengalami erupsi sebanyak 10 kali di awal tahun 2025 pada Rabu sejak pukul 01.00 WIB hingga 18.30 WIB.

Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru erupsi pertama kali pada 1 Januari 2025 pukul 01.12 WIB dan erupsi ke sepuluh terjadi pada pukul 18.27 WIB, namun diprediksi erupsi akan kembali terjadi hingga pukul 24.00 WIB.

Baca Juga

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 18.27 WIB dengan visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 129 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

Dari 10 kali erupsi tersebut, hanya satu kali erupsi pada pukul 05.20 WIB yang terlihat visual letusannya dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, sedangkan sembilan kali erupsi lainnya secara visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut.

Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.

Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement